Hasil Survei Sebut Jokowi Menang jika Pilpres Digelar Sekarang

Kamis, 12 Oktober 2017 15:13 WIB

Presiden Jokowi menyapa warga saat naik Commuter Line dari Stasiun Juanda, Jakarta, kemarin. Foto Biro Pers Istana Kepresidenan.

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon petahanan akan mendapatkan dukungan terbanyak dalam pemilihan presiden jika pemilihan itu dilakukan sekarang.

Survei Indikator Politik mencatat ada 34,2 persen pemilih Jokowi dan 11,5 persen pemilih Prabowo, Ketua Umum Partai Gerindra, bila simulasi dilakukan dengan cara pemilihan terbuka. Maksudnya, responden tidak diberikan pilihan nama presiden.

Baca: Indikator Politik: Kepuasan Masyarakat terhadap Jokowi 68 Persen

"Ini yang disebut dengan elektabilitas spontan. Dan, ini lebih bagus karena sudah seperti die hard-nya," kata Burhanuddin di kantor Indikator, Cikini pada Rabu, 11 Oktober 2017.

Ketika simulasi dengan 45 nama, Presiden Jokowi memperoleh 47,3 persen dan Prabowo 19 persen. Di urutan berikutnya, Susilo Bambang Yudhoyono, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gatot Nurmantyo, dan Hary Tanoesoedibyo. Peningkatan jumlah kemungkinan suara yang didapat itu terjadi karena suara terbagi secara proporsional.

"Ini penting karena dalam konteks pemilu, kita dihadapkan pilihan 'siapa lawan siapa, bukan siapa lawan lainya'," ucap Burhanuddin.

Sementara itu, jika menggunakan simulasi 6 nama, Jokowi perolehan 55,3 persen diikuti Prabowo 26,6 persen. Berikutnya, hasil survei mencatat Anies Baswedan mendapat 3,5 persen dan Gatot Nurmantyo 2,9 persen.

Baca: Sosok Jokowi, Yenny Wahid: Badannya Kurus, tapi Staminanya Tinggi

Dengan berbagai simulasi tersebut, hasil survei secara umum tetap menunjukkan bahwa secara keseluruhan Jokowi mendapat suara lebih banyak jika pemilu dilaksanakan pada September 2017. Meski demikian, Burhanudin mengingatkan partai pendukung Jokowi bahwa ketika dilakukan simulasi head to head, jarak antara Jokowi dan Prabowo, hasilnya tidak begitu jauh, yakni 58,9 persen dan 31,3 persen.

Advertising
Advertising

Padahal, kata Burhan, sejak 2014 Prabowo belum melakukan aktivitas kampanye secara sistematik. Sementara itu, Jokowi terus melakukan aktivitas ke daerah-daerah, tetapi suaranya tetap tak beranjak sekitar 40-50 persen. "Artinya basis loyalis Pak Prabowo masih banyak itu, sepertiga dari pemilih," kata Burhanuddin.

Baca juga: Survei Pemilu 2019: Resep Jokowi Kalahkan Penantang Baru

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

2 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

6 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

9 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

19 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

19 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

21 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya