Tiga Survei Berbeda, Elektabilitas Jokowi di Bawah 50 Persen

Reporter

Amirullah

Editor

Amirullah

Senin, 9 Oktober 2017 14:56 WIB

Presiden Jokowi memberi keterangan pers seusai upacara Hari Kesaktian Pancasila, di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 2017. Jokowi mengingatkan agar jangan kekejaman PKI terulang. Tempo/Amirullah Suhada

Jakarta--Elektabilitas Presiden Joko Widodo dalam tiga survei lembaga berbeda menunjukan angka di bawah 50 persen. Hasil ini berbanding terbalik dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK.

Dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Jokowi pada September 2017 adalah 38,9 persen. Angka ini naik dibanding survei pada Oktober 2015 dimana elektabilitas Jokowi berada pada angka 25,5 persen. Sementara elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berada di posisi kedua dengan angka 12 persen. Turun 1,6 persen dari survei yang dilakukan pada Oktober 2015.

"Nama lain belum ada yang cukup kompetitif. Ini top of mind, dukungan solid yang agak sulit diubah," kata Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, dalam pemaparan survei di kantor SMRC, Cikini, Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2017. Survei dilakukan pada awal September 2017 dengan melibatkan 1.057 responden untuk diwawancarai. Margin error dari survei ini sebesar lebih kurang 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Elektabilitas Jokowi di bawah 40 persen juga ditunjukan hasil survei Media Survei Nasional (Median). Menurut survei tersebut, elektabilitas Jokowi ada di angka 36,2 persen; sementara elektabilitas Prabowo 23,2 persen. Direktur Eksekutif Median Rico Marbun menyatakan hasil survei ini menunjukan 40,6 persen publik menginginkan tokoh alternatif selain Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2019.

Menurut Rico hal tersebut bisa menjadi tren awal keinginan publik untuk mencari tokoh lain di luar Jokowi dan Prabowo. "Hanya saja keinginan itu belum terkonsolidasi ke satu figur," ujar Rico pada Senin, 2 Oktober 2017.

Advertising
Advertising

Media melakukan survei dengan melibatkan 1.000 responden dengan margin of error +/-3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling.

Elektabilitas Jokowi di bawah 50 persen juga ditunjukan lembaga kajian KedaiKopi. Survei ini bahkan menggunakan pendekatan yang lebih tegas, yakni opsi pilihan Jokowi dan bukan Jokowi. Hasilnya, elektabilitas Jokowi adalah sebesar 44,9 persen; sementara yang memilih opsi jawaban selain Jokowi ada 48,9 persen, dan sisanya tidak menjawab.

Pada opsi jawaban selain Jokowi, responden menyebut nama Prabowo, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan beberapa nama lain. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 800 responden di delapan kota pada 8-27 September 2017 dengan margin of error 3,5 persen.

Hasil elektabilitas Jokowi ini berbanding terbalik dengan penilaian terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Survei KodaiKopi menunjukan 55,7 persen responden puas dengan pemerintahan Jokowi-JK, sementara yang tidak puas 43,3 persen dan sisanya tidak menjawab. Relatif tingginya tingkat kepuasan publik atas pemerintahan Jokowi juga terekam dalam survei SMRC. Kepuasan publik akan kinerja Jokowi di atas 60 persen.

Survei KedaiKopi menunjukan tingkat kepuasan utamanya dalam bidang pembangunan infrastruktur, yakni 32,7 persen; dan bantuan kesehatan serta pendidikan 16,3 persen. Namun mayoritas responden mengeluhkan masalah ekonomi. "Rakyat masih mengeluhkan tentang masalah ekonomi," ujar pendiri KedaiKOPI, Hendri Satrio dalam siaran pers, Minggu, 8 Oktober 2017.

Pihak Istana menanggapi santai hasil survei-survei tersebut. "Pemerintah tidak bekerja untuk keperluan survei," ujar juru bicara Istana Kepresidenan Johan Budi pada Jumat pekan lalu.

Sementara Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pemerintah menghargai survei-survei yang konsisten memberikan nilai bagus. Salah satunya, survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang memberikan skor bagus. Tetapi, kata ia, hal yang dicari pemerintah bukanlah hasil bagusnya. "Apa yang kami cari adalah apa yang menjadi kekurangan kami," ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Jumat, 6 Oktober 2017.

AHMAD FAIZ | KARTIKA ANGGRAENI | ISTMAN MP | AMIRULLAH SUHADA

Berita terkait

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

39 menit lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

1 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

2 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

15 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

16 jam lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

16 jam lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

17 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

18 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

19 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

19 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya