TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan pihaknya sudah memeriksa empat saksi terkait pria yang menyerang dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Kebayoran baru, Jakarta Selatan. Dari keterangan saksi, pelaku bernama Mulyadi, 28 tahun, itu kerap sibuk dengan ponselnya.
"Keterangan mereka, Mulyadi asyik dengan handphone-nya setiap ketemu kakaknya. Dia (Mulyadi) bilang ISIS itu baik, khilafah itu baik," ujar Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017, menjelaskan hasil pemeriksaan kasus serangan anggota Brimob di Masjid Falatehan.
Baca juga: Teror di Mabes Polri, Marbot Masjid Sempat Tak Tahu Ada Penusukan
Saksi yang diperiksa polisi, antara lain kakak kandung dan kakak ipar Mulyadi, seorang teman SMA Mulyadi yang sudah 5 tahun tak ditemui, serta seorang rekan berdagang Mulyadi.
Kakak Mulyadi yang tak disebut namanya oleh Setyo, mengaku tahu bahwa adiknya sempat membeli pisau sangkur. Pisau itu kemudian dipakai untuk menyerang Ajun Komisaris Dede Suhatmi dan Brigadir Satu Syaiful Bakhtiar.
"Tapi kakaknya tak tahu dibeli untuk apa. Dia (Mulyadi) pamit untuk menemui teman di Jakarta, ternyata melakukan penikaman," tutur Setyo.
Penyerangan pada Jumat lalu itu terjadi di Masjid Falatehan yang lokasinya dekat dengan Lapangan Bhayangkara dan Mabes Polri. Kedua polisi yang diserang terluka di bagian leher, telinga, hingga wajah. Sebelum menyerang dua anggota Brimob tersebut, pelaku sempat berteriak "thogut" dan "kafir". Dia kemudian tewas ditembak polisi karena berusaha lari dan melakukan ancaman.
YOHANES PASKALIS
Video Terkait:
Aksi Teror di Mabes Polri, 2 Anggota Brimob Ditusuk usai Salat Isya