TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said di Istana Negara, 20 November 2015, bersifat tertutup.
Pertemuan yang dilakukan kedua tokoh itu, belum diketahui apakah membahas pengajuan rekaman percakapan segitiga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto, petinggi Freeport Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha Riza Chalid, yang memang sempat dikoordinasikan dahulu oleh Sudirman pada Jokowi.
“Kami dari Tim Kepresidenan pun tidak tahu apakah ada pembicaraan lain di luar laporan kegiatan kementerian,” ujar Ari Dwipayana kepada Tempo, Jumat, 4 Desember 2015.
Ari menjelaskan bahwa diundangnya seorang menteri ke Istana adalah hal wajar dan rutin dilakukan. “Biasanya yang akan dibahas adalah soal kebijakan, rencana ke depan, atau kemajuan program kementerian, di luar itu, hanya beliau berdua (Jokowi dan Sudirman) itu yang tahu,” ujar Ari.
Pada 20 November 2015, Sudirman yang diundang ke Istana Negara sempat tampak terburu-buru menghindari media yang mengejarnya. Dia sempat membantah kedatangan itu untuk melaporkan informasi terkait dengan lobi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Sudirman mengatakan pertemuan itu untuk membahas pertemuan menteri energi di Paris dalam International Energy Agency yang baru menjadikan Indonesia sebagai anggotanya. Sudirman pun mengelak saat ditanya lebih lanjut mengenai urusan Freeport.
YOHANES PASKALIS