TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku pasrah terkait dengan keputusan TNI Angkatan Udara yang akan membeli helikopter khusus untuk Presiden Joko Widodo. Menurut dia, pembelian helikopter tersebut sudah beberapa kali diusulkan.
“Ini kan sudah beberapa kali disarankan," katanya di kantor Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2015.
TNI Angkatan Udara mengumumkan rencana pembelian helikopter AW-101 sebagai pengganti Super Puma, yang telah berumur 25 tahun. Satu unit AW-101 akan tiba di Tanah Air pada 2016, menyusul dua unit lain pada 2017.
Sejumlah kalangan sebelumnya mengkritik pengadaan helikopter tersebut. Sebab, tidak hanya tak melibatkan industri dalam negeri, tapi harga helikopter ini pun dinilai lebih mahal dibanding buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Menurut Ryamizard, keputusan membeli helikopter tersebut memang kewenangan Kementerian Pertahanan. Dia mengaku sudah meminta informasi kepada TNI AU dan menanyakan soal untung dan rugi pembelian helikopter tersebut.
Ryamizard mengaku yakin akan pilihan TNI AU tersebut. Menurut dia, pembelian helikopter ini sudah melalui kajian dengan baik. "Yang paling tahu perlunya kan mereka (TNI AU) karena mereka pemakainya," katanya.
MITRA TARIGAN