TEMPO.CO, Jakarta – Setidaknya 100 relawan menjadi panitia yang menyiapkan sidang International People Tribunal soal tragedi 1965 di Den Haag, Belanda, pada Selasa, 10 November 2015 esok. Reza Muharam, salah satu relawan menuturkan, persiapan sudah dilakukan sejak setahun yang lalu. "Kami menyiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari," kata Reza Muharam saat ditelepon Tempo pada Kamis, 5 November 2015.
Menurut Reza, segala informasi mengenai saksi korban dan saksi ahli untuk sidang IPT tersebut baru akan dipublikasikan kepada media hari ini, Senin, 9 November 2015. “Hal itu kami lakukan demi keamanan para saksi tersebut,” ujarnya.
Reza mengatakan, nama hakim, jaksa, dan lokasi gedung tempat IPT diadakan di Den Haag bisa diketahui lebih lanjut melalui jejaring 1965tribunal.org yang sudah diinformasikan ke media sebelum ini.
Persiapan panjang itu di antaranya konsolidasi data yang dilakukan tim peneliti dan spesialis tragedi 1965 yang terjadi di Indonesia. “Nantinya data tersebut akan kami sodorkan pada jaksa dan ahli hukum internasional sidang tersebut,” kata Reza.
Mengenai persiapan IPT yang prosedurnya akan menyerupai pengadilan HAM biasa, Reza mengaku belum ada kendala teknis yang ditemukan jelang pelaksanaannya. “Yang muncul paling hanya informasi yang simpang siur para media soal intimidasi pihak tertentu terhadap kami para relawan yang sebagian adalah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Belanda,” kata Reza.
YOHANES PASKALIS