TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Konferensi Menteri Tenaga Kerja Organisasi Kerja Sama Islam ketiga yang akan berlangsung selama tiga hari. Konferensi yang dipimpin langsung Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri ini diikuti 35 negara dari 56 anggota OKI; 2 negara observer, yaitu Rusia dan Thailand; dan 1 Subsidiary Bodies OKI.
"Bagi kita, tentu sangat penting untuk selalu meningkatkan kerja sama di semua bidang dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang," ucap Hanif.
JK mengatakan tema yang diusung dalam Konferensi Tingkat Menteri Tenaga Kerja OKI tahun ini adalah “Pengarusutamaan Tenaga Kerja Muda serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Negara-negara Anggota OKI”. Pemilihan tema ini dilandasi oleh kondisi adanya peningkatan jumlah pengangguran muda secara global, yang pada 2014 telah mencapai angka 73,7 juta orang. Kondisi ini ternyata juga dialami mayoritas negara anggota OKI.
"Budaya keselamatan juga belum jadi prioritas utama. Karena itu, kita harus bekerja sama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja," ujarnya. Dalam kesempatan ini, Kalla ingin ada kesamaan etik dalam menerima dan mengirim tenaga kerja. "Kerja sama ini tentu penting untuk dikedepankan," tuturnya.
Menurut Hanif, fokus konferensi ini adalah penanganan tenaga kerja muda serta soal kesehatan dan keselamatan kerja. "Meningkatnya angka pengangguran pemuda secara global dan di kawasan negara anggota OKI telah menjadi perhatian bersama,” kata Hanif.
Hanif berujar, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran yang cukup strategis dalam berkontribusi memajukan kerja sama OKI di bidang ketenagakerjaan. Sebagai tuan rumah, Indonesia akan menjadi anggota steering committee untuk mengarahkan program dalam kerja sama OKI.
TIKA PRIMANDARI