TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat mengambil-alih penanganan kasus penganiayaan yang menewaskan anggota Sabhara Kepolisian Resor Gowa, Brigadir Irvanudin. Kendati begitu, Polres Gowa dan Polrestabes Makassar akan tetap dilibatkan untuk mengungkap kasus pembunuhan yang menggegerkan itu.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan berdasarkan hasil rapat di Markas Polda, Kamis, 2 Juli, siang, diputuskan membentuk tim khusus guna mengungkap pembunuhan anggotanya. "Tim melibatkan intelijen, reserse, Brimob, dan Sabhara."
Berita Angeline Dibunuh
Saksi: Margriet Cubit Paha Angeline Sampai Membiru
EKSKLUSIF: Ditelantarkan Margriet, Lidah Angeline Ada Darah
EKSKLUSIF:Bukti Margriet Lebih Suka Kucing daripada Angeline
Insiden berdarah itu bermula saat lima anggota Sabhara Polres Gowa tengah berjaga di pos polisi di lokasi kejadian. Tiga di antara korban tengah bermain catur, yakni Irvanudin, Brigadir Mus Muliadi, dan Brigadir Dua Usman. Dua polisi selamat, yaitu Brigadir Sulaiman dan Brigadir Firdaus, lantaran tengah makan di samping pos.
Saat Irvanudin dkk bermain catur, tiba-tiba datang dua mobil dan empat sepeda motor menghampiri pos. Secara mendadak, sekitar 20 orang tidak dikenal memakai penutup muka itu langsung menganiaya tiga polisi di dalam pos jaga. Kelompok penyerang itu memakai senjata tajam jenis parang.
Tak hanya itu, berdasarkan keterangan saksi, ada pelaku yang membawa senjata api. Aksi brutal itu mengakibatkan Irvanudin mengalami luka terbuka pada leher belakang, telinga kiri terputus, serta luka terbuka pada lengan kanan dan bahu kanan. Mus Muliadi mengalami luka terbuka pada leher belakang dan punggung serta luka tusuk pada pantat, paha, dan betis. Adapun Usman menderita luka terbuka pada kepala belakang.
Kelompok penyerang datang dari arah Kecamatan Pattalassang, Gowa, dan kabur ke Jalan Hertasning, Makassar. "Dua polisi yang selamat tidak sempat memburu kelompok itu karena fokus memperhatikan temannya yang sekarat. Kelompok ini bekerja terorganisir dan amat cepat melarikan diri. Peristiwanya cuma lima menit," ujar Barung.
Tragedi Hercules
Serdadu Itu Ikut Makamkan Isteri dan 4 Anaknya di Satu Liang
TRAGEDI HERCULES: Wasiat Sang Teknisi Sebelum Dijemput Ajal
KSAU: Hercules Jatuh karena Menabrak Antena Radio
Dalam prarekonstruksi, Tim Inafis dan Laboratorium Forensik Polri Cabang Makassar mendapati sebilah parang dan empat selongsong peluru. Barung mengaku belum bisa mengomentari temuan itu. Namun berdasarkan keterangan saksi, pihaknya tak membantah temuan itu. Sejauh ini ada lima saksi yang diperiksa, yakni tiga polisi dan dua sipil.
Barung menambahkan sesaat setelah kejadian pihaknya juga mengamankan dua orang di Jalan Raya Pendidikan, Makassar. Namun statusnya masih sebagai terperiksa. "Belum ada yang ditetapkan tersangka. Kasus ini masih penyelidikan. Kami periksa kedua orang itu. Identitasnya belum bisa kami sampaikan," ujar dia.
Kepala Polres Gowa Ajun Komisaris Besar Heri Marwanto mengatakan saat kejadian anggotanya sebenarnya dilengkapi senjata api. Namun senjata itu tidak sempat digunakan lantaran penyerangan itu mendadak dan cepat. Pihaknya akan berusaha maksimal mengungkap kasus penganiayaan yang menewaskan anak buahnya itu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulselbar Komisaris Besar Khasril menolak berkomentar lebih jauh ihwal penanganan kasus tersebut. "Intinya, Polda mengambil-alih pengusutannya. Saya belum bisa sampaikan perkembangannya karena status kasus dalam penyelidikan," ucapnya.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Terpopuler
Tragedi Angeline Ogah Diperiksa, Margriet Melawan
KSAU: Hercules Jatuh karena Menabrak Antena Radio
EKSKLUSIF: Kisah Pilu Angeline Selama Hidup dengan Margriet
RESHUFFLE KABINET:Ditekan Isu Hina Jokowi, Ini Reaksi Istana
Komplotan Pembacok Tiga Polisi Gowa Ditangkap