TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla sepakat dengan Presiden Joko Widodo bahwa kerja para menteri jangan diganggu. Namun, kata JK, mereka boleh dikritik. "Ya, tunggu saja, kepengin amat dengar reshuffle, sabar-sabar saja," kata JK di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 24 Juni 2015. (Baca: Heboh Reshuffle Kabinet, Jokowi: Jangan Ganggu, Jangan Gaduh)
Selasa malam, Presiden Jokowi meminta semua pihak tidak membuat gaduh dengan mengembuskan isu perombakan Kabinet Kerja yang belum setahun. Jokowi juga meminta para pewarta berhenti membuat gaduh dan bertanya soal rapor menteri, yang juga menjadi pembantunya.
Berita Kasus Angeline:
ANGELINE DIBUNUH: Tersangka Agus Jujur, Ini 3 Peran Margriet
Warga Bali Waswas: Dibunuh di Rumah, Ini Nasib Roh Angeline
ANGELINE DIBUNUH: Kisah Polisi Terkecoh Dukun Selandia Baru
"Jangan ganggu menteri yang baru bekerja. Jangan buat gaduh," ujar Jokowi setelah berbuka bersama di rumah dinas Ketua DPR Setya Novanto di Jakarta, Selasa, 23 Juni 2015.
Beberapa pekan lalu, Jokowi meminta laporan kinerja para menterinya sebagai bahan evaluasi. Ia mengaku telah mengantongi penilaian kinerja kabinetnya. Ada sejumlah menteri yang mendapat penilaian buruk, seperti Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno; Menteri Keuangan Bambang Brodjenogoro; Menteri Perdagangan Rachmat Gobel; dan Menteri Perindustrian Saleh Husain.
Nama sejumlah menteri yang memiliki rapor merah ini disebut-sebut masuk dalam bursa reshuffle atau perombakan kabinet. Ada menteri yang kabarnya dicoret dari kabinet dan ada menteri yang hanya bertukar posisi.
TIKA PRIMANDARI
Berita Menarik:
Heboh Reshuffle Kabinet, Jokowi: Jangan Ganggu, Jangan Gaduh
Foto Planet Mars: Tampak Piramida & Wajah, Ada Kehidupan?
Kenapa Tarif Uber Lebih Murah dari Taksi Lain?