Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dihubungkan Namanya dengan Izin Hotel, Ini Kata Anggota DPRD  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Sejumlah warga Tionghoa menyaksikan puing-puing sisa kebakaran Klenteng Liong Hok Bio kota Magelang, Jateng, 16 Juli 2014. Kebakaran menghanguskan bangunan cagar budaya Klenteng Liong Hok Bio pada Rabu dini hari, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. ANTARA/Anis Efizudin
Sejumlah warga Tionghoa menyaksikan puing-puing sisa kebakaran Klenteng Liong Hok Bio kota Magelang, Jateng, 16 Juli 2014. Kebakaran menghanguskan bangunan cagar budaya Klenteng Liong Hok Bio pada Rabu dini hari, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. ANTARA/Anis Efizudin
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta -- Nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, Chang Wendryanto, muncul dalam kasus perizinan sebuah hotel di Kota Yogyakarta, yang kini menghadapi masalah tuduhan perusakan bangunan cagar budaya yang terletak di atas lahan tempat hotel itu akan dibangun.

Politikus PDI Perjuangan itu disebut-sebut membantu pengurusan izin pembangunan hotel tersebut. Bahkan Chang mengakui perannya. “Saya membantu menguruskan karena tak mau ada pungutan-pungutan liar bagi pemohon yang kebetulan juga tetangga dan teman saya,” ujar Chang kepada Tempo, Selasa, 22 Juni 2015.

Selain itu, menurut Chang, dia membantu pengurusan izin itu karena pemilik lahan yang mengajukan izin itu, Eko Subiantoro, adalah kawan sekampungnya di Pajeksan, Kota Yogyakarta. Rumah kediaman Chang hanya berjarak sekitar 100 meter dari lahan tersebut. Di atas lahan seluas 1.000 meter persegi itu direncanakan akan dibangun sebuah hotel.

Proses pembangunan hotel itu bermasalah karena satu bangunan kuno bercorak arsitektur Tionghoa, Tjan Blom Thiong, rata dengan tanah saat pembersihan lahan. Apalagi, bangunan kuno itu dinyatakan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Yogyakarta lewat Surat Keputusan Wali Kota Yogyakarta Nomor 798/Kep/2009.

Namun Chang berkelit. “Kalau cagar budaya, kenapa pengurus kampung juga tak tahu. Bangunan itu tak ada tandanya dan ditelantarkan. Siapa yang tahu,” ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernyataan Chang dibenarkan Kepala Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, Hari Karyawan. “Saat kami cek sendiri ke lapangan, sebelum mengeluarkan izin, tak ada bangunan apa pun,” ujar Hari. Anehnya, Hari juga menyebutkan, tak ada campur tangan Chang dalam pemberian izin pembangunan hotel itu. “Saya pastikan, perizinan hotel itu sesuai dengan persyaratan administrasi dan teknis. Tak ada intervensi ataupun pihak lain yang mempengaruhi.”

Sebelumnya, Lembaga Ombudsman DIY mendapat laporan tentang kasus perusakan bangunan cagar budaya itu. Lembaga ini pun sudah mengklarifikasi sejumlah pihak yang berhubungan dengan kasus ini. Bahkan anggota DPRD DIY itu, Chang Wendryanto, hadir mewakili sahabatnya, Eko Subiantoro, pemilik lahan yang juga pihak yang mengajukan izin pembangunan Hotel Amaris tersebut.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Antonius Fokki Ardiyanto, menuturkan, setelah mengklarifikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, pihaknya akan segera memanggil dinas lain yang bertanggung jawab mengeluarkan izin hotel. “Masalah ini akan kami perjelas di mana titik akar persoalan sebenarnya agar tak terulang,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

5 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

44 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

49 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

53 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Ahli waris dari korban Tragedi Rawagede membersihkan makam keluarganya saat peringatan peristiwa Tragedi Rawagede di Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 11 Desember 2018. Acara ini dihadiri para ahli waris untuk mengenang keluarganya yang menjadi korban. ANTARA/M Ibnu Chazar
Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.


Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Seorang warga duduk di pelataran rumah bergaya arsitektur Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, 10 Maret 2016. Kampung Majapahit merupakan proyek Pemprov Jatim dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. ANTARA/Ismar Patrizki
Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.