Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pilu Nenek Satriyah: Tanpa Bantuan, Pejabat Cuma Foto  

image-gnews
Satriyah terbaring di dipan di dalam rumahnya di desa batu putih, Pamekasan, Jawa Timur. TEMPO/Mustofa Bisri
Satriyah terbaring di dipan di dalam rumahnya di desa batu putih, Pamekasan, Jawa Timur. TEMPO/Mustofa Bisri
Iklan

TEMPO.CO , Pamekasan: Bakul plastik warna merah itu penuh terisi nasi putih. Lauknya sepotong hati sapi dan tahu goreng. Setelah diraba-raba, Satriyah, 95 tahun, mengambil lauk hati dan kemudian melahapnya dengan sejumput nasi. "Tidak enak lauknya, saya mau tahu saja. Mana tahunya?," kata perempuan tua renta itu kepada keponakannya Arsiyah, 45 tahun.

Dengan sigap, Arsiyah mencari beberapa potong tahu yang berada di bawah timbunan nasi dalam bakul plastik itu. "Ini tahunya, ini cabainya," ujar Arsiyah. "Lauk hatinya bawa pulang, kamu saja yang makan, aku makan lauk tahu saja," Satriyah menimpali.

Satriyah yang sudah renta, tinggal di sebuah rumah tua bergaya bangunan tradisional Madura. Rumah berdinding bambu yang sudah keropos dan banyak terdapat sisa gigitan rayap ini berada di Dusun Batu Putih, Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan. Rumah tak bersekat itu berlantai tanah.  Atap gentingnya sudah banyak yang protol.

Gubuk nenek Satriyah dikelilingi ratusan tanaman pohon cabai. Di dalam gubuk, tak ada perabotan apa pun. Hanya sebuah ranjang dari bambu lengkap dengan kasur busa dan sebuah bantal. Di samping kanan ranjang, ada dua buah tungku dan setumpuk kayu bakar. Jaring laba-laba memenuhi setiap sudut ruangan dan langit kamar.

Empat tahun lalu, kata Arsiyah, bibinya masih bisa masak sendiri. Namun setelah penglihatannya mulai rabun, ditambah lagi pernah terjatuh dalam rumah dan membuat kakinya lumpuh, nenek Satriyah hanya berbaring di tempat tidur.

Jika ingin buang air kecil atau besar, Satriyah ngesot hingga ke depan rumah. Sebuah lubang kecil bertutup genting, adalah tempat janda tua itu buang hajat. "Kalau penuh ditutup, nanti saya galikan lubang baru," ujar Asriyah.

Keluarga Besar

Satriyah sebenarnya lahir dari sebuah keluarga besar. Dia punya 15 orang saudara. Namun, hanya Satriyah yang tidak memiliki keturunan dari pernikahannya. Kini, dari 15 bersaudara, tinggal Satriyah yang masih hidup. Meski banyak memiliki keponakan, hanya Arsiyah yang rajin menjenguknya. "Saya sudah minta bibi tinggal sama saya, tapi dia tidak mau," kata Arsiyah lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mendengar ucapan keponakannya itu, Satriyah menimpali. "Biarkan saya di sini, ini rumah saya, yang penting kalau saya mati dikubur, jangan dibuang," kata Satriyah.

Selain rumahnya itu, Satriyah masih memiliki sebidang tanah. Tapi sebagian sudah digadaikan 30 tahun lalu kepada saudaranya seharga Rp 40 ribu. Suatu hari, Satriyah yang semasa sehatnya adalah dukun pemijat bayi, punya simpanan dan ingin menebus tanahnya itu, namun para keponakannya tidak mengizinkan.

"Pohon jati milik saya di tanah yang digadai sudah ditebang dan dijual, padahal saya yang menanam," ujar Satriyah.

Sejak ramai diberitakan di media, rumah Satriyah mulai kerap dikunjungi orang. Tetangga, perangkat, camat, dan pejabat Kementerian Sosial ramai-ramai datang. "Ya, ada tamu dari Jakarta, setelah foto-foto, lantas pergi tak ada bantuan," kata Arsiyah.

Kepala Desa Larangan Dalam, Saliman dan Camat Larangan Amirus Sholeh tak berhasil dikonfirmasi soal nasib Satriyah. Saat didatangi ke rumah dan kantornya baik Saliman dan Amir sedang tidak ditempat.

MUSTHOFA BISRI

SIMAK:
Inilah 6 Profesi yang Paling Rentan Berselingkuh
Dituduh Mata-mata, Burung Merpati Ini Resmi Ditahan Polisi
Polisi: Askeyna UI Tak Sukarela Menceburkan Diri ke Danau
Aneh, Pria Ini Cari Pembantu yang Mau Kerja Tanpa Baju

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ma'ruf Amin Sebut Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Tak Terkendala Anggaran

29 September 2021

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjadi khotib salat Jumat di Masjid Istana Wapres, Jakarta, 12 Juni 2020. KIP Setwapres
Ma'ruf Amin Sebut Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Tak Terkendala Anggaran

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan tantangan dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem saat ini bukanlah keterbatasan anggaran.


Paus Fransiskus: Pandemi Covid-19 Buktikan Pasar Bebas Gagal Beri Manfaat Sosial

4 Oktober 2020

Paus Fransiskus menyampaikan audiensi umum mingguan yang dilangsungkan secara virtual di perpustakaan resminya karena virus corona (Covid-19) di Vatikan, 19 Agustus 2020.[REUTERS]
Paus Fransiskus: Pandemi Covid-19 Buktikan Pasar Bebas Gagal Beri Manfaat Sosial

Paus Fransiskus mengatakan, pandemi Covid-19 membuktikan pasar bebas dan kebijakan ekonomi trickle-down telah gagal memberikan manfaat sosial.


Anies Baswedan Sebut Ada 362,3 ribu Orang Miskin di DKI pada 2019

12 Mei 2020

Warga beraktivitas di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019. BPS DKI Jakarta menyebut jumlah penduduk miskin di DKI mencapai 372.000 orang. ANTARA/Aprillio Akbar
Anies Baswedan Sebut Ada 362,3 ribu Orang Miskin di DKI pada 2019

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, jumlah penduduk miskin di Ibu Kota mencapai 362,3 ribu orang pada 2019.


BPS: Angka Kemiskinan September 2019 Turun jadi 9,22 Persen

15 Januari 2020

Warga beraktivitas di kawasan Ancol, Jakarta, Selasa 5 November 2019. Presiden Joko Widodo mengklaim berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 10.96 persen pada tahun 2014 menjadi 9.41 persen pada Maret 2019. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
BPS: Angka Kemiskinan September 2019 Turun jadi 9,22 Persen

Meskipun angka kemiskinan turun, disparitas antara perkotaan dan perdesaan masih tinggi.


Bank Dunia: Ekonomi Dunia Melambat, Kemiskinan Meningkat

10 Oktober 2019

Seorang anak disuapi oleh orangtuanya sambil bermain air di Penjaringan, Jakarta, Indonesia, 4 Januari 2019. Diketahui angka kemiskinan pada 2018 merupakan terendah sepanjang sejarah dengan 9,82 persen. REUTERS/Willy Kurniawan
Bank Dunia: Ekonomi Dunia Melambat, Kemiskinan Meningkat

Bank Dunia memperingatkan negara-negara di Asia Timur dan Pasifik bahwa bahwa resiko penurunan pertumbuhan ekonomi semakin meningkat.


Bank Dunia: Urbanisasi Naik 1 Persen Turunkan Kemiskinan 1 Persen

3 Oktober 2019

Lead Country Economist Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander menyampaikan pemaparannya dalam acara diskusi Indonesia Economic Quarterly di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Bank Dunia: Urbanisasi Naik 1 Persen Turunkan Kemiskinan 1 Persen

Bank Dunia menyebut bahwa peningkatan perpindahan warga dari daerah ke kota besar atau urbanisasi berpotensi ikut mengurangi tingkat kemiskinanan.


Sri Mulyani Ingin Rekor Baru Angka Kemiskinan Terwujud di 2020

28 Agustus 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Ignite The Nation di Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
Sri Mulyani Ingin Rekor Baru Angka Kemiskinan Terwujud di 2020

Sri Mulyani berharap pada 2020 untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, kemiskinan bisa turun di bawah 9 persen.


Bappenas: Pemerintah Beri 4.500 Bantuan Hukum untuk Warga Miskin

19 Juli 2019

Warga beraktivitas di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019. BPS DKI Jakarta menyebut jumlah penduduk miskin di DKI mencapai 372.000 orang. ANTARA/Aprillio Akbar
Bappenas: Pemerintah Beri 4.500 Bantuan Hukum untuk Warga Miskin

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut pemerintah telah memberikan lebih dari 4.500 bantuan hukum untuk warga miskin dan rentan miskin.


Malaysia Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Orang Miskin

29 Desember 2018

Menteri Keuangan Malaysia, Lim Guan Eng
Malaysia Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Orang Miskin

Pemerintah Malaysia juga memberikan uang pengganti pendapatan bagi pasien yang sakit.


Sudirman Said: Angka Kemiskinan BPS Tunjukkan Masyarakat Rentan

19 Oktober 2018

Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said saat menyambangi kantor Balikota DKI Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Sudirman Said: Angka Kemiskinan BPS Tunjukkan Masyarakat Rentan

Direktur Materi dan Debat, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno, Sudirman Said, menilai angka kemiskinan BPS menunjukkan masyarakat rentan.