TEMPO.CO, Bandung - Target ketiga ekspedisi meraih tujuh puncak dunia oleh tim pendaki putri Indonesia sudah di depan mata. Trio mahasiswi anggota kelompok pencinta alam Universitas Parahyangan, Bandung, itu bergerak ke tempat perkemahan pamungkas di Gunung Kilimanjaro, Afrika, pada hari ini, Minggu, 24 Mei 2015.
"Besok Senin, 25 Mei, tim rencananya melakukan summit attack menuju Uhuru Peak," kata anggota tim publikasi ekspedisi ,Alfons Yoshio.
Puncak Kilimanjaro setinggi 5.895 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Tanzania itu merupakan tempat tertinggi di Benua Afrika. Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar yang terdiri atas Fransiska Dimitri, 21 tahun, Mathilda Dwi Lestari (21), dan Dian Indah Carolina (19) memulai pendakian ke Puncak Uhuru pada 20 Mei lalu.
Rute yang mereka pilih melewati jalur Machame. Jadwal keberangkatan tim dari titik awal pendakian di Machame Gate sempat tertunda 1,5 jam karena harus menunggu Network Permit, salah satu syarat pendakian.
Setelah izin keluar, mereka bergegas naik ke Machame Camp, yang berada di ketinggian 3.060 mdpl, dan sampai menjelang malam. Perjalanan sejauh 5,5 kilometer melintasi hutan itu memakan waktu 4,5 jam.
Pendakian hari kedua, 21 Mei, mereka menuju Shira Camp di ketinggian 3.880 mdpl. Perjalanan sejauh 5,5-6 kilometer selama 5,5 jam itu dinaungi cuaca cerah. Hari ketiga, 22 Mei, tim melakukan aklimatisasi atau penyesuaian cuaca dengan tujuan Lava Tower di ketinggian 4600 mdpl.
Setelah itu, mereka turun lagi ke kamp ketiga di Barranco Valley, yang menyajikan pemandangan menawan dengan Garden of Senecioys, sekelompok tanaman yang menyerupai kaktus besar serta beberapa air terjun tersembunyi.
Tim, kata Alfons, mengabarkan semua anggotanya dalam kondisi sehat dan senang. Rencananya, ketika mencapai puncak, mereka akan mengibarkan bendera Merah Putih sambil membawa angklung jika memungkinkan. Mereka terbang ke Afrika setelah berhasil mencapai Puncak Elbrus di Rusia pada 15 Mei 2015. Pendakian empat puncak gunung tertinggi lain akan dituntaskan dalam ekspedisi 2016.
ANWAR SISWADI