TEMPO.CO, Makassar - Teroris pelarian jaringan Poso ditengarai masih banyak berkeliaran di Sulawesi Selatan. Dikhawatirkan mereka menyamar dan berbaur dengan masyarakat. ”Ini perlu diwanti-wanti. Bisa jadi mereka meninggalkan senjatanya dan berbaur. Makanya masyarakat mesti memberikan informasi dan mensupport aparat untuk menangkap semua jaringan teroris,” kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan, Arfin Hamid, kemarin.
Ia mengatakan adanya migrasi kelompok teroris Poso ke sejumlah daerah, termasuk Sulawesi Selatan, sangat mungkin. Hal itu menyusul adanya latihan latihan militer yang terus menggempur markas teroris di Poso. Belum lagi Detasemen Khusus 88 Antiteror kian gencar menggelar operasi penindakan terhadap teroris jaringan Santoso dan Daeng Koro. Situasi itu membuat teroris Poso terdesak dan bersembunyi ke daerah lain.
Penangkapan buronan teroris Poso, Ambo Ece, 35 tahun, di Bulutironge, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 21 April 2015 menjadi salah satu bukti. Arfin menerangkan penangkapan Ambo diharapkan bisa mengungkap semua jaringan kelompoknya yang tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur.
Operasi penindakan Tim Densus 88, menurut Arfin, diharapkan berpegang pada standar operasional prosedur guna menghindari terjadinya pelanggaran hak asasi manusia atau HAM. Penangkapan teroris dalam kondisi hidup tentunya lebih bagus guna pengembangan kasus. ”Pertimbangan lain, menembak mati seseorang, apalagi cuma berstatus terduga teroris, bisa menimbulkan dendam bagi keluarga yang ditinggalkan,” ujar Guru Besar Universitas Hasanuddin itu.
Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Anton Setiadji mengatakan terus berkoordinasi dengan intelijen di Poso dan Palu untuk mengantisipasi masuknya kelompok teroris Poso. Ia mengatakan wilayah Sulawesi Selatan menjadi target tempat persembunyian teroris Poso yang kian terdesak atas gencarnya operasi di sana.
Anton mengatakan telah memberikan arahan kepada para kepala polres, khususnya di daerah perbatasan, seperti Luwu Utara, agar meningkatkan kewaspadaan. Pemantauan terus dilakukan guna mengantisipasi terus berkembangnya jaringan teroris. Meski begitu, Anton menolak menyebut sejumlah daerah yang diduga persembunyian teroris di Sulawesi Selatan dengan alasan rahasia dan mengganggu operasi penyelidikan.
Di Sulawesi Selatan memang ada dua lokasi bekas kamp teroris, yakni daerah pegunungan Handulang, Walenrang, Kabupaten Luwu, dan daerah pegunungan Siwa, Kabupaten Wajo. Lokasi kamp teroris lain berada di Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Selain ketiga daerah itu, beberapa kabupaten/kota lainnya pernah disinggahi teroris. Itu terbukti dari penangkapan Densus 88 di Bone, Enrekang, Luwu Utara, dan Makassar.
Sepanjang tahun 2015, paling tidak ada dua teroris Poso yang diungkap Densus 88. Sebelum penangkapan Ambo Ece, aparat menembak mati terduga teroris bernama Ilham Syafii yang disinyalir merupakan anak buah Santoso. Adapun Ambo Ece disebut lebih dekat ke Daeng Koro.
TRI YARI KURNIAWAN