TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya sudah mengantongi identitas 159 warga negara Indonesia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Menurut dia, mereka berada di wilayah Suriah dan bertempur bersama ISIS. "Datanya lengkap sama kami, by name, by address," kata Badrodin saat bertandang ke kantor Tempo, Jumat, 27 Maret 2015.
Informasi tentang adanya WNI yang bergabung dengan ISIS terungkap setelah 16 WNI yang berangkat ke Suriah ditahan pemerintah Turki bulan lalu. Mereka berangkat ke Turki dengan dalih melakukan perjalanan wisata lewat biro perjalanan Smailing Tour pada 24 Februari lalu. Tapi, sesampainya di Turki, mereka memisahkan diri rombongan.
Dari 16 WNI tersebut, 12 orang sudah dideportasi ke Tanah Air pada Kamis pekan lalu. Sedangkan empat WNI lain belum bisa dideportasi karena sedang hamil tua. Badrodin mengatakan mereka sudah pulang akan dimasukkan ke program deradikalisasi.
Nama-nama WNI tersebut yakni Tsabita Utsman Mahdamy, Salim Muhammad Atamim, Fauzi Umarsalim, Jusman Army, Ulan Isnuri, Hamara Hafshan, Aura Kardova, Dayyan Akhtar, Hamzah Hafiz, Soraiyah Cholid, dan Urayana Afra--semua berasal dari Surabaya--serta Usman Mustofamahdani, Sakinah Syawemitafsir, Hapid Umar Babher, Utsman Hafid, dan Atikah Hapid--semua berasal dari Surakarta.
Badrodin mengatakan jumlah warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS jauh lebih besar daripada angka tersebut. Polisi sudah mengidentifikasi 159 nama. "Mereka rata-rata dari Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Badrodin. Adapun Badan Intelijen Negara mencatat ada 514 warga Indonesia yang kini berada di Suriah dan bergabung dengan ISIS.
RUSMAN PARAQBUEQ