TEMPO.CO, Bima - Empat orang ditangkap personel Kepolisian Resor Bima dalam kaitan dengan bentrokan antara warga Desa Wane dan Desa Rato, Kecamatan Perado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 27 Februari 2015. Bentrokan yang terjadi pada Selasa malam lalu itu menewaskan aparat Desa Wane bernama Ahmad Mbuku, 37 tahun.
"Pelaku pembacokan yang menyebabkan seorang meninggal dunia sudah ditangkap," kata Kepala Polres Bima Ajun Komisaris Besar Ekawana Prasta, Jumat, 27 Februari 2015.
Keempat warga yang berasal dari Desa Rato tersebut yakni Abdul L. Azis Yaman, Zainul Arifin, Rahmat Hidayat, dan Salahudin alias Peki.
Akibat bentrokan itu, kata Ekawana, Ahmad Mbuku mengalami luka bacok lalu meninggal beberapa jam setelah dirawat di rumah sakit terdekat. Saat ini situasi kedua desa yang terlibat bentrokan sudah mulai kondusif.
Menurut Sekretaris Camat Perado Abdul Samad, warga Desa Wane dan Desa Rato tidak lagi memblokade semua jalan yang menghubungkan kedua desa tersebut dengan desa lain di Kecamatan Perado. Blokade ke arah luar Bima juga sudah dibuka.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi kejadian, tidak terlihat puluhan aparat kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di kedua desa.
Bentrokan ini dipicu oleh adanya demonstrasi mahasiswa untuk memperingati terjadinya kerusuhan empat tahun lalu di lokasi tambang mangan milik PT Indomainin di Wane pada Selasa, 24 Februari 2015, sekitar pukul 11.00.
Saat itu Ahmad Mbuku berusaha menghentikan demo mahasiswa tersebut. Lalu sebuah sepeda motor yang ada di belakangnya menyerempet dia dan seseorang membacoknya. Warga Wane menduga pelaku pembacokan adalah warga Desa Rato. Keluarga korban meminta pelaku pembacokan yang berjumlah lima orang ditangkap.
Warga kemudian memblokade jalan masuk ke Desa Wane. Padahal itu merupakan jalur menuju lokasi tambang.
AKHYAR M. NUR