TEMPO.CO , Yogyakarta: Para pekerja seks komersial di kawasan Pasar Kembang Yogyakarta dilarang membawa teman baru untuk masuk dan tinggal di kawasan Pasar Kembang, termasuk mereka yang biasa beroperasi di kawasan Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah.
"Bukan diskriminasi, tapi memang larangan itu berlaku untuk siapa saja dari mana pun, tak terkecuali Kemukus," kata tokoh kampung Sarkem yang juga Pengurus Rukun Warga 3 Kelurahan Sosromenduran Sardjono kepada Tempo, Sabtu, 22 November 2014.
Sardjono menuturkan, sejak kawasan lokalisasi Dolly di Surabaya ditutup pemerintah pertengahan tahun ini, para tokoh dan pengelola penginapan Sarkem bersepakat menghentikan arus penghuni baru. Tutupnya Dolly, sempat menjadi kekhawatiran bakal terjadinya peningkatan populasi di Sarkem. (Baca juga: Alasan Pekerja Seks Sarkem Rajin ke Gunung Kemukus)
"Kemukus juga berpotensi menyebar ke Sarkem kalau penghuni di sana penuh. Apalagi jaraknya tak terlalu jauh dengan Yogya," kata dia. (Baca juga: Pekerja Seks Sarkem Rajin ke Gunung Kemukus)
Sarkem sejak 2006 terus berusaha menekan populasi penghuninya dalam rangka menekan penularan penyakait HIV/AIDS. Dari awalnya 400 penghuni, kemudian menyusut hingga separonya saja berdasarkan pendataan pengurus kampung setempat awal tahun ini. (Baca juga: FPI Minta Penginapan di Kemukus Ditutup Sejak 2011)
Soal adanya aktivitas penghuni Sarkem yang rajin ke Kemukus untuk mencari pelanggan, Sardjono menuturkan tak seluruh penghuni menjalani kegiatan itu. "Belakangan malah saya enggak pernah mendengar lagi yang ajeg (rutin) ke situ," kata dia. (Baca juga: Alasan Penginapan Ritual Seks Kemukus Tak Ditutup)
Sedangkan seorang pemilik penginapan di Sarkem, Sarmi, mengakui bila setiap hari pasaran Jumat Pon, penghuni Sarkem yang menyewa kamar di tempatnya masih rutin menyambangi Gunung Kemukus. "Tapi memang dari Kemukus mereka tak pernah bawa teman baru, karena sudah tahu aturannya di larang," kata Sarmi. (Baca juga: Keamanan Ritual Seks di Kemukus Dijamin)
Wisata ziarah Gunung Kemukus di Jawa Tengah diberitakan media televisi Australia, Special Broadcasting Service (SBS). SBS adalah satu dari lima lembaga penyiaran berjaringan luas di Australia. Dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain", wartawan SBS, Patrick Abboud, bingung saat melihat praktek ritual seks di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi.
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Setelah Risma, Ahok dan Ganjar Diusik Prostitusi
Menteri Susi Sergap 61 Pencuri Ikan di Natuna
Kaesang Jokowi Mendapat Tepukan Paling Meriah