TEMPO.CO, Jakarta - Puan Maharani menjadi tamu kehormatan yang ditunjuk mewakili keluarga untuk berpidato soal ayahnya, Taufiq Kiemas. Putri pasangan Taufiq dan Megawati Soekarnoputri ini memberikan sambutan dalam perayaan hari ulang tahun ke-70 ayahnya, sekaligus peluncuran buku biografi Taufiq Kiemas, Gagasan Yang Tak Kunjung Padam di Balai Kartini, Senin, 31 Desember 2012.
Berdiri di podium dengan kebaya kuning menyala, Puan tak bisa menahan air matanya saat bercerita soal bagaimana mereka saat kecil. Juga perjuangan mereka ketika merawat ayahnya yang sakit di Singapura.
November lalu, Puan Maharani tak bisa ikut merawat ayahnya karena sedang banyak pekerjaan di Jakarta. Alhasil, ibunya, Megawati Soekarnoputri, ditemani dua kakaknya, Nanan dan Tatam, yang harus menemani Taufiq di Singapura.
"Ibu Mega tidak pulang dari Singapura selama tiga minggu,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR itu. “ Terakhir, saat Pak Taufiq Kiemas dirawat di Singapura.”
Puan mengaku, sebagai orang tua, Taufiq adalah sosok penuh semangat. Ia banyak belajar dari kisah hidup Taufiq sebagai kesatuan dalam keluarga. Pun juga Mega. Keduanya, bagi Puan, adalah bagian dari sumber cita-cita, semangat dan perjuangan.
"Di saat saya lelah, atau saya merasa betapa berat dan berlikunya semua hal yg harus kami lewati tapi saya memiliki keyakinan kalau orang tua saya saja masih selalu semangat" kata Puan. " Karena itu, kenapa kami yang muda ini tidak punya semangat yang lebih besar dari Pak Taufik dan Ibu Mega,"
Puan tak kuasa menahan tangis. " Waduh ini terlalu melow, Inilah kalau sudah bicara tentang Pak Taufik dan Ibu Mega, susah menahan air mata" kata Puan lagi. "Bersatu, bersatu, bersama, selalu rukun, kalau selama ini kita bisa menghadapi semua pasang surut, manis pahit berlima, Bu Mega, Pak Taufik, saya, Mas Tatan dan Mas Nanan, sekarang sudah ada ipar-ipar dan 7 cucu"
Puan mengaku, sebagai anak bungsu, dia menjadi anak yang paling dimanja oleh kedua orang tuanya. Akibatnya, ia menjadi sangat dekat dengan Taufiq dan Mega. Karena kedekatannya itu, Puan mengetahui berbagai peristiwa yang dialami orang tuanya.
Salah satunya, soal kisah keterpilihan Kiemas menjadi Ketua MPR secara aklamasi. Saat itu, ia mengaku banyak pesan kenangan, salah satunya yang diucapkan ibunya, Megawati Soekarnoputri, saat itu. "Saya harus mengingat betul ucapan Bu Mega, kalau salah saya bisa dimarahin. Dibilang ngarang," kata Puan, disambut tawa para hadirin.
Puan membaca salah satu kalimat yang ditulisnya. "Kata Bu Mega, kalau tak salah waktu itu, siapa lagi yang bisa menjaga NKRI kalau bukan Papa kamu (Kiemas, red),” ujar Puan.” Saya pikir, iya juga ya."
Menurut Puan, ia sangat memahami perjuanganTaufiq Kiemas di MPR. Ketua Fraksi PDIP ini mengaku sangat mendukung gagasan dan cita-cita Taufiq, soal empat pilar sebagai matahari bagi bangsa Indonesia.
"Empat pilar ini satu spirit dan matahari dan bisa jadi satu hal yang selalu terpakai bagi bangsa ini sepanjang bangsa ini bisa berdiri. Pohon bisa tumbang, tapi matahari bisa menyinari dunia tiap hari,” kata Puan.
Puan menceritakan bagaimana Taufiq juga sedang galau, termasuk kerap bertanya kepada dirinya, soal siapa kiranya nanti sosok yang akan meneruskan empat pilar setelah ia tak lagi menjabat sebagai ketua MPR. ”Cita-cita luhur itu harus dilaksanakan sepenuh hati,” kata Puan. “Tidak mudah dan dan tidak akan sia-sia.”
Peluncuran buku Taufiq Kiemas dihadiri sejumlah pejabat pemerintahan, politikus, tokoh-tokoh nasional, hingga duta besar negara sahabat. Hadir pula Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subianto, Ketua DPR Marzuki Alie, mantan Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Presiden ke-3 RI BJ Habibie, mantan Ketua MK Jimly Assidiqie, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, dan Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid.
Dalam sambutannya, Kiemas bersyukur karena telah diberi umur panjang dan dapat mengenal banyak orang. "Saya diberikan karya Tuhan Yang Maha Esa untuk menjalin hubungan kemanusiaan, persaudaraan dengan berbagai kalangan di Tanah Air. Dari kalangan masyarakat bawah sampai atas. Baik kalangan pemerintah, politikus, militer, akademikus, agamawan, dan sebagainya," ujarnya.
WDA | IRA GUSLINA
Berita terkait
Jokowi Belajar Komunikasi Politik dari Kiemas
Kiemas: Tanggung Jawab Saya Ideologi NKRI
Ultah Ke-70, Taufiq Kiemas Luncurkan Biografinya
Luncurkan Biografi, Taufiq Kiemas Tak Undang SBY
Taufiq Kiemas Serahkan Buku Biografi ke Boediono