TEMPO.CO, Jakarta - Bencana longsor kembali terjadi pada sejumlah daerah di Sumatera Barat, Selasa, 25 Desember 2012. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat terjadinya longsor terparah di tiga kabupaten, yakni Pasaman, Agam, dan Tanah Datar.
"Tiga warga tewas tertimbun longsor di Solok Selatan, Pasaman," kata Ade Edward, Koordinator Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Sumatera Barat, saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Menurut Ade, bencana longsor terjadi sekitar pukul 01.30 WIB di daerah permukiman Jorong Sungai Ipuh, Nagari Pakan Rabaa Tengah, Solok Selatan. Tanah longsor menimpa rumah warga bernama Samsul Bahri. Akibatnya, mertua Syamsul, Nurbaiti (61 tahun), dan dua anaknya, Yosi Fitriani (12) serta Tri Yulia Nanda Sari (8), tewas.
"Mereka diduga tertimbun bongkahan tanah dan dinding batako karena kamar jebol akibat longsor," ujarnya.
Adapun longsor yang disertai banjir di Lambah Tabiang Jalan Batu Badindiang Selatan, Nagari Limo Koto, Kecamatan Bonjol, Pasaman, hanya mengakibatkan kerusakan dan merendam tiga rumah. "Tetapi BPBD Pasaman masih mendatanya," ujar Ade.
Baca Juga:
Sementara di Agam, Ade menambahkan, longsor juga terjadi di Palupuh dan Tanah Sirah Koto Malintang Maninjau. Longsor merobohkan pohon hingga mengganggu akses jalan. "Di sini juga tidak ada korban jiwa."
Ade menjelaskan, bencana longsor di Sumatera Barat sangat rawan bagi keselamatan warga di daerah tersebut. Sebab, permukiman mereka kebanyakan berada di bawah bukit yang terjal.
"Pemerintah daerah harusnya melarang warga membangun rumah di kaki bukit dengan cara memotong tebing," ujarnya.
Meski demikian, Ade menyadari perekonomian masyarakat yang lemah membuat mereka menantang maut membangun permukiman dengan mengikis tebing pegunungan. Ia pun berharap pemerintah daerah bisa merelokasi warga. "Kalau tidak, kejadian serupa bisa terjadi lagi," ujarnya.
TRI SUHARMAN