TEMPO.CO, Jombang - Hunian atau tempat tinggal relokasi warga di wilayah rawan longsor di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tidak aman. Pemerintah telah merelokasi 27 rumah atau kepala keluarga di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Jombang, yang dilanda longsor dan menelan 14 korban jiwa, Januari 2014.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang Nur Huda mengakui bahwa tempat relokasi masih rawan karena tetap berada di wilayah perbukitan. “Lebih landai tapi potensi longsor tetap ada,” katanya, Rabu, 17 Desember 2014. (Baca juga: Inilah Nama-nama Korban Longsor di Jombang)
Nur mengatakan warga Kopen enggan direlokasi jauh dari dusun mereka dengan alasan agar tetap nyaman bertani atau berkebun sebagai mata pencaharian sehari-hari. Pemerintah sempat menawarkan lahan milik Perhutani di kampung tetangga yang lebih aman. Namun warga Kopen menolak karena dianggap terlampau jauh.
Pemerintah terpaksa menuruti keinginan warga Kopen. Warga pun membangun rumah di tempat relokasi, sementara pemerintah menanggung biaya pembangunan rumah mereka. Karena negosiasi berlangsung cukup lama, rumah warga Kopen baru bisa dibangun tiga bulan lalu.
Menurut Nur, pembangunan rumah di lahan yang baru sudah sekitar 90 persen. Tiap kepala keluarga atau rumah mendapat bantuan dana Rp 45 juta yang disalurkan melalui kelompok masyarakat setempat. Dana tersebut merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Jombang.
Baca Juga:
Sebelum bersepakat dengan warga, Pemerintah Kabupaten Jombang telah meminta ahli geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung untuk mengkaji lahan tempat relokasi yang dipilih warga. “Ahli geologi menyatakan lebih aman asal pohon-pohon di atas perbukitan tidak ditebang,” kata Nur.
Kabupaten Mojokerto juga siaga bencana longsor dan banjir bandang yang pernah terjadi pada 2002. “Kami sudah imbau agar tempat-tempat wisata yang berada di wilayah Pacet dan Trawas ditutup total jika terjadi hujan lebat dalam waktu lama,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi.
ISHOMUDDIN
Berita lain:
Bila Rupiah Jeblok Rp 16 Ribu per US$, Ini Kata BI
KPK Geledah Kemenhut, Pegawai Malah Tidur
Menteri Laoly Tolak Sahkan Kepengurusan Golkar