“Diperkirakan besaran cadangan devisa pada tahun depan adalah sekitar US$ 33 miliar atau cukup untuk pembiayaan enam bulan impor plus pembayaran utang luar negeri,” kata Hartadi kepada wartawan usai adiskusi tentang Inpres No. 5 Tahun 2003 yang diadakan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Rabu (22/10) siang.
Saat ini, menurut Hartadi, Indonesia memiliki cadangan devisa sekitar US$ 35 miliar. Dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri plus bunganya dan berkurangnya nilai ekspor Indonesia, yang mencapai US$ 1,5 sampai 2 miliar, maka tersisa sekitar Rp 33 miliar.
Dalam pandangan Hartadi, posisi cadangan devisa baru bisa dikatakan berbahaya apabila hanya mampu mencukupi kurang dari 4 bulan impor. Sedangkan posisi cadangan devisa Indonesia yang mencukupi untuk membiayai impor 6 bulan, jelas berada pada kondisi yang aman. “Dari hasil diskusi kita dengan beberapa lembaga pemeringkat seperti Moody's dan Standard and Poor, mereka sangat menaruh perhatian terhadap posisi cadangan devisa. Dan posisi kita, menurut pandangan mereka, berada di posisi yang aman,” urainya
Amal Ihsan - Tempo News Room