TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Jumat pagi, Habibie setia menyambangi makam istrinya, Hasri Ainun Besari, di Taman Makam Pahlawan Kalibata. "Saya ini kan tinggal tunggu waktu sebelum menyusul ibu," kata Habibie seperti dikutip dari majalah Tempo edisi 3 Juni 2012.
Ainun meninggal pada 22 Mei 2010 karena kanker. Ainun mendampingi Habibie selama 48 tahun 10 hari. Di pekan-pekan pertama sejak kepergian Ainun, hampir setiap hari Habibie datang ke makam sang istri dan membaca doa.
"Sampai sekarang, setiap malam saya selalu tahlilan buat Ibu Ainun di rumah," katanya. Dan Jumat paginya saya tahlilan di makam Ibu Ainun.
Secara tidak langsung, almarhum Rosihan Anwar pernah "menyentil" kebiasaan Habibie ini. Rosihan yang wafat pada 14 April 2011 menyarankan supaya Habibie melihat ke depan. "Saya juga pernah mengalami masa-masa berat seperti Habibie," ujar Rosihan seperti dimuat majalah Tempo edisi 14 Maret 2011.
Ketika istri Rosihan, Zuraida Sanawi, meninggal dunia, ia berkunjung ke makam istrinya dan menyapa, "Selamat pagi, Ma. Anak-anak baik-baik saja." Namun satu kali, Rosihan dinasihati cucunya bahwa tidak baik bersikap seperti itu. Alasannya, kehidupan mereka yang meninggal berbeda dengan yang masih hidup. Mereka tidak tahu lagi apa yang terjadi di dunia. "So, the life must go on," kata cucu Rosihan. Nasihat ini pula yang ingin ia sampaikan kepada Habibie.
Rosihan mengatakan, presiden ketiga Indonesia ini sudah mengenal baik dirinya dan keluarga. Istri Habibie, Ainun, adalah teman baik istri Rosihan, Zuraida.
Ketika istri Rosihan meninggal, Habibie sempat marah kepadanya karena tidak langsung diberi kabar soal kematian itu. "Setelah mengucapkan belasungkawa, Habibie langsung memeluk saya. Dia sangat tahu bagaimana hubungan saya dengan Zuraida," ujar Rosihan. "Habibie bilang, dia yang menikah selama 48 tahun, rasanya berat sekali kehilangan Ainun. Apalagi saya, yang sudah menikah dengan Zuraida selama 63 tahun."
MAJALAH TEMPO | RINI K