Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Presiden BJ Habibie Kembalikan Nama Makassar Hari Ini 25 Tahun Lalu

image-gnews
Rakyat Indonesia berduka karena meninggalnya Presiden RI ketiga BJ Habibie pada 11 September 2019. Bapak Teknologi Indonesia itu tutup usia setelah mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Subroto karena penyakit penyakit gagal jantung. dok.TEMPO
Rakyat Indonesia berduka karena meninggalnya Presiden RI ketiga BJ Habibie pada 11 September 2019. Bapak Teknologi Indonesia itu tutup usia setelah mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Subroto karena penyakit penyakit gagal jantung. dok.TEMPO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 13 Oktober 1999, atau 25 Tahun silam, Presiden BJ Habibie secara resmi menetapkan pengembalian nama Ujung Pandang menjadi Makassar melalui Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999. 

Keputusan ini mencerminkan harapan masyarakat yang mendambakan pemulihan identitas sejarah dan budaya kota yang telah lama dikenal dengan nama Makassar. Nama Ujung Pandang telah digunakan sejak tahun 1971, namun perubahan ini tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat, terutama para budayawan, sejarawan, dan seniman.

Dilansir dari laman makassarkota.go.id, Makassar adalah kota besar dengan luas wilayah sekitar 199,26 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,6 juta jiwa, menjadikannya kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Kota ini juga dikenal sebagai pusat perdagangan di Indonesia Timur dan merupakan rumah bagi berbagai suku bangsa seperti Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa, yang menjadikannya kota multi-etnik dan multi-kultur.

Alasan di Balik Penetapan oleh Presiden BJ Habibie

Beberapa alasan utama mengapa mendiang Presiden BJ Habibie mengembalikan nama Makassar adalah:

1. Sejarah dan Budaya yang Kuat
Makassar memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan kekuasaan di Indonesia Timur. Nama Makassar sendiri telah dikenal sejak abad ke-14, ketika disebutkan dalam kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca. Kembalinya nama Makassar mengembalikan jati diri kota sebagai pusat peradaban dan perdagangan yang dihormati di Asia Tenggara.

Daftar tempat wisata di Makassar yang populer, di antaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam, hingga Pulau Khayangan. Berikut ini informasi lokasinya. Foto: canva

2. Permintaan Masyarakat
Perubahan nama dari Makassar menjadi Ujung Pandang pada tahun 1971 banyak menuai protes dari masyarakat lokal. Tokoh-tokoh terkemuka seperti Prof. Dr. Andi Zainal Abidin Farid, Prof. Dr. Mattulada, dan Drs. H.D. Mangemba bahkan meluncurkan "Petisi Makassar" yang menuntut pengembalian nama asli kota tersebut. Penolakan atas nama Ujung Pandang terus disuarakan melalui seminar, diskusi, dan lokakarya sepanjang dekade 1980-an dan 1990-an.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Identitas Etnik yang Lebih Inklusif
Salah satu alasan perubahan nama menjadi Ujung Pandang pada tahun 1971 adalah untuk menghindari penonjolan satu suku etnis, yaitu Makassar, di tengah populasi yang beragam. Namun, masyarakat merasakan bahwa nama Makassar tidak hanya mewakili etnis Makassar, tetapi juga merupakan simbol keterbukaan dan keadilan bagi seluruh penduduknya, sebagaimana diartikan dalam bahasa lokal "Mangkasarak" (yang bersifat terbuka).

4. Dukungan Pemerintah dan DPRD
Proses pengembalian nama ini juga didukung oleh DPRD Ujung Pandang, sehingga perubahan ini sejalan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa perubahan nama daerah harus ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Habibie, yang lahir di Sulawesi Selatan, memahami pentingnya identitas lokal, dan tanpa proses yang panjang, ia menyetujui pengembalian nama Makassar sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan keinginan masyarakat.

Nama Makassar telah lama tercatat dalam sejarah Nusantara. Pada abad ke-16, kota ini berkembang pesat di bawah kepemimpinan Raja Gowa ke-9, Tumaparisi Kallonna, yang memindahkan pusat kerajaan ke tepi pantai dan mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang. Pada masa itu, Makassar menjadi pusat perdagangan dominan di Indonesia Timur dan salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Kebijakan perdagangan bebas dan toleransi agama yang diterapkan oleh raja-raja Gowa membuat kota ini menjadi tempat penting bagi pedagang Melayu, Arab, Eropa, dan penduduk lokal.

Meskipun Belanda berhasil menguasai Makassar pada 1669 melalui Perjanjian Bongaya, dan mengganti nama benteng Ujung Pandang menjadi Fort Rotterdam, kota ini tetap mempertahankan perannya sebagai pusat perdagangan hingga abad ke-20.

Pada 31 Agustus 1971, nama Makassar diubah menjadi Ujung Pandang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1971, seiring dengan pemekaran wilayah kota. Nama Ujung Pandang berasal dari sebuah kampung di dekat Benteng Ujung Pandang, yang kini dikenal sebagai Fort Rotterdam.

Namun, sejarah panjang dan identitas kuat kota sebagai Makassar terus menginspirasi masyarakat untuk memperjuangkan kembalinya nama asli kota. Setelah melalui banyak diskusi dan perdebatan, akhirnya di bawah kepemimpinan Presiden BJ Habibie, nama Makassar kembali diresmikan, mengembalikan kebanggaan sejarah dan budaya bagi seluruh masyarakat.

Seiring dengan pengembalian nama, pemerintah menetapkan Hari Jadi Kota Makassar pada 9 November 1607, mengacu pada berdirinya kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Alauddin sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi Selatan. Perayaan pertama Hari Jadi Makassar ke-393 diadakan pada 9 November 2000, menandai babak baru bagi kota yang kembali ke identitas aslinya sebagai Makassar.

MYESHA FATINA RACHMAN I MUTIARA ROUDHATUL JANNAH
Pilihan editor: Petani Sayuran di Garut Curhat Kurang Teknologi ke Ilham Habibie

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Survei Indikator: Duet Munafri dan Aliyah Teratas di Pilkada Makassar

18 jam lalu

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia memilih Kota Makassar menjadi pusat deklarasi damai Pilkada Serentak 2018, Minggu, 18 Februari 2018
Survei Indikator: Duet Munafri dan Aliyah Teratas di Pilkada Makassar

Pasangan Munafri dan Aliyah unggul dari tiga pasangan calon lain di Pilkada Makassar. Elektabilitas Munafri-Aliyah mencapai 36,7 persen


Istri dan Anaknya Meninggal dalam Kecelakaan di Jalan Tol Reformasi, Suami Pemilik Rumah Makan Pallubasa Jadi Tersangka

1 hari lalu

Ilustrasi kecelakaan mobil. Istimewa
Istri dan Anaknya Meninggal dalam Kecelakaan di Jalan Tol Reformasi, Suami Pemilik Rumah Makan Pallubasa Jadi Tersangka

Polrestabes Makassar menetapkan suami pemilik Rumah Makan Pallubasa sebagai tersangka dalam kecelakaan di Jalan Tol Reformasi.


Lowongan Kerja Jadi Awak Kabin Garuda Indonesia, Hanya Dibuka sampai Besok

6 hari lalu

Rancangan Didiet Maulana untuk awak kabin Garuda Indonesia bertema Puspa Nusantara yang dipamerkan dalam mini show di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin 14 Oktober 2019. (Tempo/Silvy Riana Putri)
Lowongan Kerja Jadi Awak Kabin Garuda Indonesia, Hanya Dibuka sampai Besok

Periode registrasi lowongan kerja awak kabin Garuda Indonesia ini hanya dibuka untuk lima hari sejak Kamis, 3 Oktober.


Ziarah Nasional HUT ke-79 TNI, Panglima TNI Tabur Bunga di Makam Ahmad Yani hingga BJ Habibie

9 hari lalu

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, saat ziarah ke makam BJ Habibie, di Taman Makam Pahlawan Utama (TMPU), Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat, 4 Oktober 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ziarah Nasional HUT ke-79 TNI, Panglima TNI Tabur Bunga di Makam Ahmad Yani hingga BJ Habibie

Peletakan karangan bunga itu dalam rangka Ziarah Nasional menyambut HUT ke-79 TNI.


Scoot Tambah Frekuensi Penerbangan ke Chiang Mai, Balikpapan hingga Makassar

10 hari lalu

Scoot. Foto Istimewa
Scoot Tambah Frekuensi Penerbangan ke Chiang Mai, Balikpapan hingga Makassar

Scoot mengumumkan penyesuaian frekuensi penerbangan untuk mengantisipasi permintaan selama musim dingin di wilayah utara


Letak Makam Ade Irma Suryani, Putri AH Nasution yang Jadi Korban G30S

12 hari lalu

Makam Ade Irma Suryani Nasution di Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan - Foto dok. S, Dian Andryanto
Letak Makam Ade Irma Suryani, Putri AH Nasution yang Jadi Korban G30S

Ade Irma Suryani meninggal akibat tembakan oleh pasukan Cakrabirawa yang kala itu memburu ayahnya, AH Nasution pada peristiwa G30S 1965.


Wali Kota Makassar Danny Pomanto Terima Penghargaan dari Kompas TV

31 hari lalu

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, memegang penghargaan dari Kompas TV, saat HUT Kompas TV ke-13. Dok. Pemkot Makassar.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto Terima Penghargaan dari Kompas TV

Danny Pomanto menerima penghargaan dari Kompas TV untuk kategori Pelayanan dan Keterbukaan Informasi Publik terbaik. Apresiasi diberikan Menteri PAN/RB Azwar Anas.


Jokowi Resmikan Rumah Sakit Terbesar di Makassar Buatan PT. Adhi Karya

34 hari lalu

Presiden Jokowi saat meresmikan Rumah Sakit Kemenkes Makassar, Jumat, 6 September 2024. Dok. Adhi Karya
Jokowi Resmikan Rumah Sakit Terbesar di Makassar Buatan PT. Adhi Karya

Presiden Joko Widodo meresmikan Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dibangun oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), di Makassar, pada Jumat, 6 September 2024. RS Kemenkes ini menjadi pusat pelayanan kesehatan modern, khususnya di wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua.


Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

36 hari lalu

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams kunjungan kerja ke Makassar pada 5-6 September 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

Duta Besar Australia untuk Indonesia ke Makassar sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia,


Agen BRILink Mariyati Daeng Ngintang, Tokoh Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar

36 hari lalu

Mariyati Daeng Ngintang (kiri) membantu keuangan nelayan setelah menjadi AgenBRILink di Pulau Lae-lae Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar. Dok. BRI
Agen BRILink Mariyati Daeng Ngintang, Tokoh Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar

Penduduk di Pulau Lae-lae Kecamatan. Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, merasakan manfaat keberadaan agen BRILink.