TEMPO.CO, Jakarta - Cita-cita Trinusa Bima Sakti yang menyambungkan Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali dengan jembatan tampaknya sulit terealisasi. Menyusul polemik pembangunan Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Jawa-Sumatera, nasib Jembatan Selat Bali ternyata lebih merana.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo bahkan menyatakan jembatan yang menghubungkan antara Jawa dan Bali itu telah gagal dibangun. "Gubernur Bali tidak mau bangun jembatan," kata Pakde Karwo saat ditemui seusai rapat kabinet terbatas di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa, 31 Juli 2012.
Karwo mendengar penolakan Gubernur Bali tentang pembangunan jembatan karena ketakutan adanya distorsi kebudayaan. Namun Karwo menolak menjelaskan lebih lanjut maksud dari alasan Gubernur Bali tersebut. Ia mempersilakan hal itu langsung ditanyakan kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendesak pembangunan Jembatan Selat Bali. Jembatan itu diharapkan menjadi solusi penumpukan kendaraan yang akan menyeberang ke Bali atau sebaliknya. Dalam tiga tahun terakhir, lalu lintas kapal yang melayani penyeberangan melalui Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk sangat padat. Sementara jumlah dermaga dan kapal pengangkut terbatas.
Pemda Banyuwangi juga mendesak pembangunan jembatan tersebut agar mendongkrak sektor ekonomi dan pariwisata. Dari segi keamanan juga dianggap lebih aman memakai jembatan ketimbang jalur laut.
SUNDARI