TEMPO.CO, BANDUNG -Walikota Surakarta Joko Widodo alias Jokowi mengaku rindu didatangi pengunjuk rasa. “Tolong saya di demo, pasti saya suruh masuk,” katanya di Bandung.
Di masa awal menjadi Walikota Surakarta 7 tahun lalu, kata Jokowi, ia sering didatangi massa. Setelah diterima dengan dialog, jumlah demonstrasi turun menjadi sekitar 30 persen pada tahun kedua ia menjabat.
“Saya ajak bicara sambil makan, ternyata mereka banyak yang tak siap konsep,” katanya di hadapan 200 peserta Indonesian Young Changemakers Summit di Gedung Merdeka Bandung, Sabtu 11 Februari 2012.
Puncaknya ketika berhadapan dengan para pedagang di sejumlah tempat yang menolak relokasi dan mengancam membakar kantor Walikota. Dengan jurus mengundang makan hingga 54 kali, penataan pedagang itu berjalan damai. “Sekarang pendapatan daerah dari pedagang tradisional dan PKL dari semula Rp 7,8 milyar menjadi Rp 19,2 milyar,” katanya.
Walau begitu, kata Jokowi, pemerintahnya masih harus dikontrol oleh masyarakat. Setelah demo menghilang, ia membuka saluran kritik dan masukan warga kota lewat rembukan rutin di lapangan Balaikota. “Harus ada inisitif publik untuk menangkap ide-ide kebijakan publik,” katanya.
ANWAR SISWADI