Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kegigihan Adnan Buyung Nasution Mendirikan LBH, Soeharto pun Akhirnya Setuju

Reporter

image-gnews
Adnan Buyung Nasution. TEMPO/Nita Dian
Adnan Buyung Nasution. TEMPO/Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 88 tahun silam atau tepatnya 20 Juni 1934 hari kelahiran Adnan Buyung Nasution. Pemilik nama lahir Adnan Bahrum Nasution ini adalah seorang pengacara atau advokat sekaligus aktivis pro demokrasi. Nama Adnan Buyung Nasution akan terus dikenang berkat organisasi yang didirikannya, Lembaga Bantuan Hukum atau LBH.

Nama tengah Buyung didapatkannya lantaran ia menuliskan namanya dengan ejaan Adnan B. Nasution. Kemudian, karena ia kerap dipanggil Buyung oleh karibnya, inisial “B” yang seharusnya Bahrum itu kemudian menjadi Buyung.

Pengalaman hidup semasa kanak-kanak menjadikan Buyung sebagai sosok tangguh. Sejak usia 12 tahun, Buyung telah menjalani hidup mandiri bersama adiknya, Samsi Nasution. Buyung menyambung hidup dengan berdagang barang loakan di Pasar Kranggan, Yogyakarta. Sementara ibunya, Ramlah Dougur, membuka usaha es cendol di pasar itu pula.

Ayah Buyung, R. Rachmat Nasution, adalah anggota gerilyawan. Melawan Belanda pada 1947 hingga 1948. Rachmat Nasution bukanlah sosok biasa. Bagi Buyung kecil, sang ayah adalah sosok yang berpengaruh. Rachmat Nasution sendiri, selain dikenal sebagai gerilyawan, tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai pendiri kantor berita Antara dan harian Kedaulatan Rakyat. Dia juga merupakan perintis The Time of Indonesia.

Berkat keaktifan sang ayah di bidang politik pula Buyung remaja mengikuti Mobilisasi Pelajar atau Mobpel saat masih SMP. Mobilisasi Pelajar merupakan pasukan yang terdiri dari pelajar di bawah Keresidenan Madiun pada 1948 hingga 1949. Sedikit banyak pasukan ini membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia masa itu. Pasukan ini bergerak secara bergerilya. Dalam kariernya di Mobple, Buyung ikut berdemonstrasi terhadap pendirian sekolah NICA di Yogyakarta.

Buyung mengenyam pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Kemudian melanjutkan jenjang sekolah lanjutan tingkat akhir di kota kelahirannya, Jakarta. Buyung bersekolah di SMA Negeri 6 Jakarta. Setelah lulus SMA, Buyung kuliah di jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung atau ITB.

Tak hanya di ITB, Buyung juga mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Gabung Hukum, Ekonomi, dan Sosial Politik di Universitas Gadjah Mada, kemudian di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan di Universitas Indonesia, serta Studi Hukum Internasional di Universitas Melbourne, Australia. Buyung juga tercatat sebagai alumni Universitas Utrecht, Belanda.

Saat menjadi advokat, Buyung merasa miris hatinya lantaran banyak tersangka yang pasrah menerima dakwaan. Berangkat dari sana, dia pun menggagas ide mendirikan lembaga yang dapat memberikan bantuan hukum. Sebab, menurut Buyung seseorang yang berstatus tersangka belum tentu menjadi terdakwa. Sehingga mereka membutuhkan pembela. Namun kebanyakan tersangka tidak cukup uang untuk menyewa pengacara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ide itu akhirnya terealisasikan setelah Buyung mengenyam pendidikan hukum di Universitas Melbourne. Di sana Buyung belajar tentang pola, model, dan bentuk lembaga hukum. Setelah membekal ilmu dari Australia, Buyung kemudian membagikan idenya itu kepada Kepala Kejaksaan, Agung Soeparto. Namun menurut Agung Soeparto, ide tersebut belum waktunya direalisasikan.

Mendapatkan tanggapan itu, Buyung semakin terpacu untuk mendapatkan banyak persetujuan. Lantas dia pun mencoba mendekati banyak petinggi hukum, seperti Yap Thiam Hien, Lukman Wiryadinata, dan Ali Moertopo. Melalui Ali Moertopo inilah ide mendirikan Lembaga Bantuan Hukum sampai di telinga Presiden Soeharto.

Tak berselang lama, Buyung akhirnya mendapatkan persetujuan dan dukungan dari pemerintah. Tak hanya dari Soeharto, Buyung juga mendapat dukungan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Setelah mendapat banyak dukungan, Buyung kemudian mendirikan LBH yang diidamkannya itu. Lembaga Bantuan Hukum resmi didirikan pada 28 Oktober 1970. Buyung sendiri yang menjadi ketuanya kala itu. Pada acara peresmian, Buyung juga mendapatkan bantuan berupa 10 skuter dari pemerintah.

Adnan Buyung Nasution meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, pukul 10.15 pada 23 September 2015. Sosoknya disemayamkan di rumah duka Poncol Lestari nomor 7 Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Jenazah mendiang Adnan Buyung Nasution dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada pukul 09.00 WIB. Prosesi pemakaman digelar secara militer oleh Kogartap 1 DKI Jakarta. Pemakaman diadakan secara militer untuk memberikan penghargaan Bintang Mahaputera untuk dedikasi Buyung di bidang hukum.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Buyung Nasution Bukan Lawyer Tapi Pejuang

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

1 hari lalu

Pengunjung memadati event Halal Fair di Jogja Expo Center (JEC) yang digelar 3-5 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.


Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.


Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

1 hari lalu

Ilustrasi guru. shutterstock.com
Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

4 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

4 hari lalu

Seorang ibu membawa anaknya saat imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.