TEMPO Interaktif, Ambon:Panglima Kodam XVI Pattimura, Mayor Jenderal Soedarmadji Supandi, melakukan pertemuan mendadak dengan para tokoh agama di Maluku terkait ledakan bom di pekarangan depan Masjid Al Fatah Ambon sekitar pukul 04.30 dini hari tadi. Ledakan itu tidak menimbulkan korban jiwa.Pertemuan di ruang kerja Pangdam itu diikuti Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Idrus Latuconsina, Ketua Walubi Ambon, H.J. Jawarisa, Ketua Sidone Gereja Protestan Maluku (GPM) Jhon Ruhulessin, dan Agus Ulahyanan dari Keuskupan Amboina.Pada pertemuan tersebut, Pangdam meminta agar masyarakat tidak terprovokasi dengan ledakan bom yang terjadi belakangan ini di Ambon. "Bila ada yang melihat hal-hal yang mencurigakan, segera lapor ke pihak berwajib terdekat," ujarnya.Jhon Ruhulessin meminta semua lapisan masyarakat di daerah ini agar menyikapi peristiwa ledakan bom belakangan ini dengan hati yang dingin dan tenang. Ia juga meminta kepada masyarakat agar mempercayakan kasus ini kepada pihak berwajib untuk mengungkap dan mencari dalang peledakan bom di Ambon.Secara terpisah, Kabid Humas Polda Maluku Ajun Komisaris Besar Tomi W. Napitupulu mengatakan, berdasarkan hasil olah TKP, bisa disimpulkan kalau bom yang meledak di Masjid Al Fatah, Ambon, jenis bom granat. "Tapi apa jenis granat tersebut belum bisa diketahi sebab masih dalam penyelidikan," ujarnya.Menurut Tomi, hingga siang ini sudah empat orang yang dimintai keterangannya terkait ledakan bom itu. Dari empat orang saksi itu, ada yang saat itu berada di TKP karena menuju masjid untuk sembahyang, dan ada pula yang saat itu jalan-jalan pagi di sekitar TKP. Sedangkan motif ledakan tersebut masih berkisar memancing amarah masyarakat.Mochtar Touwe
Bom gereja meledak lagi. Kali ini sasarannya adalah Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Pelakunya, Juhanda, mantan narapidana teroris bom buku 2011. Sebagai bangsa, kita telah "terperosok pada lubang yang sama".