TEMPO Interaktif, Padang:Sebanyak 341 siswa SLTA dan SLTP di Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang gedung sekolahnya hancur akibat gempa 6 Maret lalu, tidak jadi menjalani Ujian Nasional di tenda. Mereka akhirnya bisa mengikuti ujian mulai hari ini menggunakan gedung sekolah masing-masing yang masih utuh atau meminjam gedung sekolah dasar. Pembatalan itu, menurut Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Jasrial, untuk mencegah kemungkinan terganggunya konsentrasi peserta ujian akibat suhu dalam tenda yang panas atau sempitnya ruangan. "Kami sudah mengupayakan agar tidak ada siswa yang ujian di tenda," kata Jasrial, Selasa pagi.Sebelumnya, 341 siswa peserta Ujian Nasional yang berasal dari dua SMA Negeri dan satu SMP Negeri yang sekolahnya rusak berat akibat gempa akan melaksanakan ujian di tenda. Ketiga sekolah tersebut adalah SMAN I X Koto Diatas di Sulik Aie dengan 78 siswa, SMAN 1 X Koto Singkarak (179 siswa), dan SMPN 1 X Koto Singkarak dengan 84 siswa.Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi juga memastikan tidak ada siswa yang mengikuti Ujian Nasional di tenda. "Kami sudah upayakan jangan sampai ada yang ujian di tenda. Kasihan mereka nanti kepanasan dan tidak nyaman mengikuti ujian," katanya. Di Sumatra Barat tercatat peserta Ujian Nasional tahun ini sebanyak 152.116 siswa SLTA dan 70.385 siswa SLTP. Akibat gempa berkekuatan 5,8 SR dan 6,2 SR di Sumatra Barat 6 Maret lalu, 2.063 bangunan sekolah rusak, 748di antaranya rusak berat. Hingga kini bangunan-bangunan tersebut belum diperbaiki. Febrianti