Polisi Bunuh Diri Setelah Menembak Mati Empat Orang

Reporter

Editor

Jumat, 9 Maret 2007 20:51 WIB

TEMPO Interaktif, Bangkalan: Brigadir Satu Rifai Yulianus, yang bertugas pada bagian operasional Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, menembak mati empat orang sekaligus. Setelah itu, pria 27 tahun tersebut menyudahi hidupnya dengan cara menembak bagian pelipis kanan. Korban yang dibantai yakni isterinya sendiri Arianti Widiastuti, mertua pelaku bernama Asma, serta Satrio Prabowo dan Pujianto Hidayat. Keduanya teman lama Arianti. Kejadian itu berlangsung di rumah Asma, bilangan Kauman, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Burneh pada Kamis (8/3) pukul 21.30 WIB.Menurut Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Muhammad Khosim, pembunuhan tersebut dilatarbelakangi rasa cemburu pelaku terhadap isterinya yang diketahui berselingkuh dengan Satrio Prabowo.Ariani dan Satrio semasa hidup sama-sama sebagai pegawai honorer di kantor Dinas Pendapatan Daerah Bangkalan. "Rifai mengetahui isterinya serong sejak tahun lalu dan sempat meminta bantuan atasannya untuk merukumkan kembali rumah tangganya," kata Khosim kemarin.Upaya Khosim, antara lain pada awal 2006 pernah memanggil Arianti dan Satrio ke markas polres. "Kami saat itu mengingatkan kepada keduanya agar menyudahi hubungannya, mengingat sudah sama-sama berkeluarga. Mereka menyatakan bersedia," ungkap Khosim.Namun, kenyataannya hubungan cinta kedua pihak terus berlanjut. Suasana rumah tangga Arianti -yang akrab dipanggil Wiwit, dan Rifai pun semakin tak harmonis. Pada 3 Oktober 2006 keduanya bertengkar hebat sampai Rifai hendak membacok isterinya, tapi berhasil dicegah banyak orang.Masih menurut Khosim, Rifai pernah mengajukan mutasi ke tempat kelahirannya di Ponorogo, sekaligus memboyong istrinya ke sana. "Tujuan Rifai agar istrinya tidak berhubungan dengan Satrio. Pengajuan mutasi itu masih dalam proses," tutur Khosim.Pada malam kejadian, modus yang dirancang Rifai, yaitu sengaja mengundang Satrio ke rumah mertuanya untuk diajak menyelesaikan masalah secara baik-baik. Satrio datang dengan mengajak Purjianto Hidayat.Menurut Khosim, saat berdialog itulah suasana memanas hingga Rifai tak sanggup mengendalikan diri. Dia mencabut pistolnya dan menghabisi semua orang yang ada di ruang tamu termasuk dirinya sendiri. "Tak ada orang yang berani melerai."Saat ditemukan, mayat Rifai, Arianti, Asma dan Pujianto tergeletak di lantai. Adapun tubuh Satrio Prabowo tersungkur di sofa. Semua jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Bangkalan. Polisi menemukan barang bukti berupa pistol jenis Revolver, lima selongsong peluru dan satu peluru aktif di dalam silinder pistol yang dipegang Rifai. Pistol tersebut merupakan inventaris Pores Bangkalan.Polisi juga menemukan tiga telepon seluler merek Nokia dan satu merek Siemens, satu tas warna hitam, satu celurit serta dua sepeda motor merek Honda Supra Fit. Kukuh S Wibowo

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

18 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

34 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

40 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya