Vonis Koruptor Ringan, ICW Desak MA Buat Panduan

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 23 Juli 2016 20:17 WIB

Siluet tikus simbol koruptor karya Isa Perkasa, saat Kampanye Gerakan Anti Korupsi (GAK) oleh Alumni lintas kampus di Bandung, 22 Maret 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Indonesia Corruption Watch meminta Mahkamah Agung membuat pedoman khusus untuk pengadilan dalam menyidangkan kasus-kasus korupsi. Ini diperlukan agar ada kesamaan vonis hakim terhadap para pelaku korupsi.


Anggota Divisi Hukum dan Monitoring ICW, Aradila Caesar, menilai ada perbedaan pandangan hukum di tingkat pengadilan tindak pidana korupsi. Ini berdasarkan hasil pemantauan ICW terhadap putusan perkara korupsi sepanjang semester I 2016.


"Kami melihat ada perbedaan pandangan antara jaksa dengan hakim," kata dia di kantor ICW, Jakarta, Sabtu, 23 Juli 2016.


Dari pemantauan ICW tren vonis korupsi rata-rata ringan selama enam bulan pertama tahun ini. Dan ini disebabkan rendahnya tuntutan jaksa.


Rata-rata jaksa mengajukan tuntutan 40 bulan kepada tersangka korupsi. Hakim pun diakhir putusannya memberi vonis tidak terlalu berat dari tuntutan jaksa.


Advertising
Advertising

"Padahal mereka (hakim) diberi kesempatan sebesar-besarnya memvonis hukuman maksimal," kata Aradila. Di sisi lain, ada beberapa kasus terpidana korupsi yang mengajukan banding ke Mahkamah Agung malah justru mendapatkan hukuman lebih berat melebihi putusan di pengadilan.


Berdasarkan analisis ICW, Aradila berpandangan pengadilan lebih memilih memberi vonis seringan-ringannya. Maka, ICW mendesak Mahkamah Agung agar menjalankan fungsi koreksi untuk mendorong pengadilan memvonis pelaku korupsi lebih berat lagi.


Selama Januari-Juni 2016, ICW memantau 325 perkara korupsi dengan 384 terdakwa, yang telah diperiksa dan diputus pengadilan. Perkara itu berasal dari pengadilan Tipikor (243 perkara), pengadilan tinggi (67 perkara), dan Mahkamah Agung (15 perkara). Total nilai kerugian negara yang timbul mencapai Rp1,4 triliun dan USD 19,7 juta.


Dari 325 perkara korupsi, sebanyak 319 terdakwa (83,1 persen) dinyatakan bersalah, 46 terdakwa (12 persen) divonis bebas. Lalu 19 terdakwa (4,9) tidak dapat diidentifikasi.


Sementara dari putusan perkara, ICW membagi menjadi empat kategori, yaitu bebas, ringan (0-4 tahun), sedang (5-10 tahun), dan berat (di atas 10 tahun). Tercatat sepanjang semester I tahun ini, sebanyak 46 putusan berstatus bebas, 275 putusan ringan, 37 putusan sedang, dan tujuh putusan berat.


Sedangkan anggota ICW lainnya, Lalola Easter, meminta pengadilan agar mempertimbangkan mencabut hak remisi bagi koruptor. Dengan banyaknya remisi yang diberikan, hukuman pelaku malah menjadi lebih ringan lagi.


"Kalau ada remisi bisa jadi tidak menjalani setengah vonis," kata dia.


ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

2 hari lalu

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I atau YKKAP I mengapresiasi Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah tangkap koruptor pengadaan lahan bandara.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

2 hari lalu

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

ICW menganggap usulan melegalkan money politics saat pemilu tidak pantas dan sangat tidak menunjukkan integritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Usul Money Politics Dilegalkan, ICW: Logika Berpikirnya Berbahaya

3 hari lalu

Anggota DPR Usul Money Politics Dilegalkan, ICW: Logika Berpikirnya Berbahaya

Indonesia Corruption Watch menanggapi usulan anggota DPR dari Fraksi PDIP yang meminta money politics dilegalkan saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

5 hari lalu

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

Novel Baswedan menilai dalam proses pemilihan Pansel KPK akan terlihat ada atau tidaknya keinginan Jokowi memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

5 hari lalu

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

Presiden Jokowi akan mengumumkan Pansel KPK bulan ini. Sejumlah aktivis antikorupsi memberi masukan, termasuk Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

ICW NIlai Komposisi Pansel KPK Rawan Konflik Kepentingan

5 hari lalu

ICW NIlai Komposisi Pansel KPK Rawan Konflik Kepentingan

ICW mengatakan Presiden Jokowi harus memastikan para anggota Pansel KPK nantinya tak memiliki konflik kepentingan dan intervensi keputusan.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

10 hari lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

10 hari lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

10 hari lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya