Mirip Demam Berdarah, RSHS Bandung Sulit Deteksi Virus Zika  

Reporter

Senin, 1 Februari 2016 16:29 WIB

Jentik nyamuk Aedes aegyti terlihat di pusat penelitian pengendalian virus Zika dan penyakit akibat nyamuk lainnya di Kementrian Kesehatan Umum di Guatemala City, 26 Januari 2016. Para ibu hamil dihimbau tidak mengunjungi negara-negara di Amerika Latin. REUTERS/Josue Decavele

TEMPO.CO, Bandung - Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih sulit memastikan langsung pasien yang diduga terjangkit virus Zika. Apalagi, RSHS belum memiliki pereaksi kimia (reagent) untuk mendeteksi virus tersebut, sehingga harus dikirimkan ke Lembaga Eijkman atau Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta.

Untuk sementara, jika ada pasien yang mengalami gejala demam berdarah tapi hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif, kemungkinan pasien itu terkena virus Zika “Tapi mungkin bisa juga chikungunya. Kalau pemeriksaan virus kan tergantung laboratorium,” kata anggota Tim Infeksi Khusus RSHS, Rudi Wisaksana.

Baca juga: Kenali Virus Zika, Persamaan dan Perbedaannya dengan DBD

Seperti diberitakan sebelumnya, virus Zika yang menyebar di negara Benua Amerika, tersebar lewat nyamuk Aedes aegypti. Virus yang dapat menginfeksi wanita hamil, diduga menimbulkan ukuran otak bayi jadi lebih kecil. Ilmuwan sedang berusaha membuat vaksin untuk menangkal virus Zika, yang ditargetkan uji cobanya kepada manusia pada Agustus mendatang.

Dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan virus Zika tidak seganas demam berdarah yang sanggup membunuh banyak orang. “Saya lebih takut demam berdarah karena lebih berat. Indikasinya mirip seperti bintik-bintik merah di kulit,” ujar Rudi. Virus Zika, menurut dia, lebih ringan daripada demam berdarah, dan lebih mirip penyakit chikungunya dengan gejala seperti ngilu dan sakit sendi.

Baca juga: Mirip DBD, Waspadai Virus Zika di Musim Hujan!

Berasal dari vektor yang sama, yakni nyamuk Aedes aegypti, kata Rudi, memberantas nyamuk tersebut lebih efektif untuk menangkal demam berdarah sekaligus kemungkinan virus Zika. Selain itu yang juga penting sekarang dilakukan adalah surveillance (pengawasan) di tiap laboratorium pemeriksa virus pasien.

“Yang bukan demam berdarah dicari lagi, jadi tahu berapa persen kemungkinan Zika,” kata Rudi. Sejauh ini, menurut Rudi, belum ada pasien yang diduga mengidap virus Zika di RSHS.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

21 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

26 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

59 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.

Baca Selengkapnya