Luapan Sungai Bahbolon Penyebab Banjir di Siantar
Editor
Alia fathiyah
Rabu, 2 Desember 2015 13:41 WIB
TEMPO.CO, Medan - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pematang Siantar menyebut luapan Sungai Bahbolon jadi penyebab banjir yang menewaskan dua warga Siantar dan puluhan warga lain kehilangan tempat tinggal.
Banjir serupa, menurut Kepala BPBD Kota Siantar Daniel Siregar, pernah terjadi pada 2011, tapi tak separah sekarang ini. "Banjir kali ini memang agak unik. Sebab, hujan yang mengguyur Siantar sejak pukul 17.00 hingga 22.30 WIB kemarin tidak merata di seluruh Siantar tapi ada banjir," kata Daniel kepada Tempo, Rabu, 2 Desember 2015.
Daniel berujar, Kecamatan Siantar Martoba tidak diguyur hujan tapi dilanda banjir hebat. "Ada empat rumah yang hanyut di sana di sekitar aliran Sungai Bahbolon," ucapnya.
BPBD Siantar pada pekan lalu sudah mengingatkan warga yang tinggal sekitar aliran sungai agar meningkatkan kewaspadaan. "Kami menerima informasi cuaca dari BMKG dan sudah kami teruskan melalui media massa di Siantar," tuturnya.
Hingga siang ini, menurut Daniel, 64 kepala keluarga terpaksa mengungsi menghindari banjir susulan di sekitar aliran Sungai Bahbolon. "Pengungsi dari Kecamatan Martoba ada 14 kepala keluarga, Kecamatan Sitalasari 10 KK, Kecamatan Siantar Barat 25 KK, dan Siantar Utara 15 KK. Semua akan ditampung di tenda-tenda yang didirikan BPBD di lokasi aman banjir," katanya.
Sembari memindahkan warga ke tempat aman, BPBD mulai menghitung kerugian akibat banjir dan longsor. "Tim masih mendata kerugian kerusakan rumah. Namun yang sudah bisa didata adalah terputusnya akses jalan umum di perbatasan Siantar Utara dengan Barat serta satu jalan di Kecamatan Sitalasari," ucapnya.
Banjir di Siantar menewaskan dua warga Siantar Barat bernama Julianarti, 52 tahun, warga Jalan Rajawali, Kelurahan Simarito Siantar Barat, dan Nursiem, 80 tahun, warga Jalan Serdang, Kelurahan Siantar Barat.
"Korban Julianarti tewas terseret material longsoran tanah dari belakang rumahnya. Adapun Nursiem tewas terseret air deras yang menjebol belakang rumahnya. Tubuhnya terseret air hingga 15 meter," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sumatera Utara Helfi Assegaf kepada Tempo, Rabu, 2 Desember 2015.
SAHAT SIMATUPANG