Penyebab Indeks Kebebasan Pers Indonesia Terus Merosot  

Reporter

Kamis, 12 November 2015 10:53 WIB

Aliansi Jurnalis Independen memasang baliho yang bertulisan kasus-kasus pembunuhan jurnalis, memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia di Jakarta (3/5). AJI menyatakan akan mendukung calon presiden yang berani mengungkap kasus Udin dan 8 kasus lainnya. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Banda Aceh - Indeks kebebasan pers di Indonesia selalu pada urutan buncit dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan laporan yang dikeluarkan Committe to Protect Journalist (CPJ), Freedom House, ataupun Reporter San Frontiers (RSJ).

“Indeks Malaysia, Vietnam, dan Singapura bahkan lebih baik, padahal semua tahu kebebasan pers kita sudah jauh lebih baik,” kata Imam Wahyudi, anggota Dewan Pers, dalam seminar "Potret Kemerdekaan Pers Indonesia" di Banda Aceh, Rabu, 11 November 2015.

Menurut Imam, terus merosotnya indeks kebebasan pers di Indonesia karena masih ada beberapa indikator yang dipakai dalam survei. Misalnya ada wartawan yang terbunuh dalam melaksanakan tugas serta belum jelasnya pengungkapan kasus-kasus tersebut. Di Indonesia, masih ada 10 kasus terbunuhnya wartawan yang belum jelas. “Salah satunya ada di Aceh, kasus terbunuhnya wartawan TVRI pada masa darurat militer,” katanya.

Hal ini pernah dibahas di Bali saat gelar acara "Bali Media Forum" pada Oktober 2014. Saat itu ada beberapa perwakilan media negara tetangga yang heran atas indeks Indonesia yang selalu merosot, padahal dinilai sudah lebih baik.

Persoalan lain, selama ini Indonesia tidak memiliki data tentang perkembangan kemerdekaan pers dan kemajuan yang ada. Indeks yang dikeluarkan lembaga internasional tidak memberi gambaran lengkap tentang situasi kebebasan pers dan pencapaian yang telah dilakukan Indonesia. Juga tak menggambarkan usaha-usaha negara dalam menjalankan kewajibannya sesuai dengan hukum hak asasi manusia.

Karena itu, kata Imam, Dewan Pers sedang mengumpulkan data dan menyusun indeks kebebasan pers di beberapa provinsi di Indonesia, salah satunya Provinsi Aceh.

Sesuai dengan laporan Reporter San Frontiers, Indeks Kebebasan Pers Indonesia tahun ini berada pada peringkat ke-138 dari 180 negara yang mereka survei.

Terkait dengan kemerdekaan pers di Aceh, wartawan senior Aceh, Yarmen Dinamika, menilai provinsi paling ujung Sumatera itu telah membaik. “Tapi pengekangan terhadap pers masih terjadi, tapi tidak lagi didominasi aparat negara,” katanya.

Menurut Yarmen, aktor yang mengekang pers di Aceh bergeser ke individu-individu yang berasal dari kalangan dekat dengan kekuasaan. Penyebabnya, selain arogansi kekuasaan, banyak dari mereka yang belum mengerti tentang Undang-Undang Pers.

ADI WARSIDI

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

6 jam lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

5 hari lalu

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Sengketa jurnalistik pers mahasiswa kini ditangani oleh Dewan Pers. Kampus diminta taati kerja sama penguatan dan perlindungan pers mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

5 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

20 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

22 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

29 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

29 hari lalu

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Dengan perjanjian kerja sama ini, semua sengketa pemberitaan pers mahasiswa akan ditangani seperti layaknya pers umum, yaitu melalui Dewan Pers.

Baca Selengkapnya

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

30 hari lalu

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

31 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya