Walhi Temukan Pembalakan Liar Berkedok Rekonstruksi Aceh
Reporter
Editor
Rabu, 28 Desember 2005 04:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) meminta pemerintah segera menghentikan pembalakan liar di Aceh Tenggara dan Aceh Singkil dengan dalih kebutuhan kayu untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tsunami. "Pelaku itu mengaku kepada masyarakat sekitar bahwa kayu itu untuk rekonstruksi padahal kayunya di bawa ke luar Aceh," kata Direktur Eksekutif Walhi, Chalid Muhammad kepada Tempo, Selasa (27/12).Alasan pengambilan kayu untuk rehabilitasi itu, lanjut dia, menjadi modus baru pembenaran pelaku pembalakan liar. Hasil investigasi Walhi pada Oktober hingga Desember menemukan kayu-kayu tersebut dikirimkan ke Medan, Singapura, dan Malaysia. Investigasi Walhi juga menemukan setiap pekannya sejumlah kontainer kayu memasuki Aceh, tapi tidak jelas asal-usul kayu tersebut. Pada Oktober lalu, Walhi mencatat sebanyak 120 meter kubik kayu ilegal dikirimkan dari kabupaten Indragiri Hulu, Riau, dan pada 15 Desember lalu 28 meter kubik kayu ilegal masuk ke Aceh dari Batang Gadis, Sumatera Utara.Kayu-kayu tersebut dikirimkan ke Aceh karena dihargai lebih mahal yakni Rp 1,5 juta per meter kubik, dibanding jika dikirim ke pemotongan kayu yang hanya dihargai Rp 900 ribu. Walhi, kata Chalid, meminta pemerintah segera mengevaluasi kayu yang digunakan untuk rekonstruksi Aceh dan lebih memanfaatkan kayu sitaan atau kayu lainnya yang bukan kayu hutan untuk pemenuhan kebutuhan kayu bagi pembangunan rumah di Aceh.Oktamandjaya Wiguna