Begini Kronologi Bocah Meninggal Diduga karena Kabut Asap

Reporter

Kamis, 22 Oktober 2015 08:44 WIB

Pengendara melintas di jalan yang dipenenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, 30 September 2015. Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak mencapai 177 titik. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru Ramadhani Luthfi Aerli, bocah 9 tahun, meninggal diduga karena paparan kabut asap akibat sisa kebakaran hutan dan lahan yang mengepung Pekanbaru. Luthfi divonis dokter mengalami penipisan oksigen di jantung.

Manajer Medis Rumah Sakit Santa Maria, Pekanbaru, Yuliarni, mengatakan, saat datang ke rumah sakit, pasien sudah dalam keadaan berat. Tim dokter langsung melakukan penanganan medis di Ruang PICU dengan memberikan infus dan oksigen. "Saat datang, pasien sudah panas dan kejang-kejang. Kondisinya sudah berat," ucap Yuliarni.

Namun Yuliarni tidak dapat menjelaskan secara medis penyakit yang diderita Luthfi lantaran yang merawatnya merupakan dokter piket malam. "Yang merawat pasien dokter malam. Saya tidak bisa jelaskan secara medis, karena bukan saya menangani," ujarnya.

Baca juga:
Ini Pengakuan Mahasiswi UI yang Diculik tentang Penyekapnya
Duh, Bapak Ini Ajari Anaknya Merokok dan Mabuk

Yuliarni tidak bisa memastikan pasien meninggal akibat gangguan asap. Namun, tutur dia, dampak asap itu dapat menimbulkan panas dan kejang pada anak.



Luthfi meninggal menjelang azan subuh, Rabu, 21 Oktober 2015, di RS Santa Maria, Pekanbaru. Sebelum mendapat perawatan di rumah sakit. Luthfi mengeluh demam kepada ibunya sekitar pukul 12.00, Selasa, 20 Oktober 2015. Sang ibu, Lili, memberinya obat penurun panas.

“Setelah minum obat, anak saya tidur sampai pukul 7 malam,” tutur Heri Wirya, ayah korban, kepada Tempo di rumah duka, Rabu.

Namun suhu badan Luthfi tidak kunjung turun. Tepat pukul 22.00, korban mengalami muntah dan kejang-kejang. Khawatir dengan kesehatan anaknya, Heri membawa Luthfi ke RS Santa Maria, yang tidak jauh dari rumahnya. Luthfi di rawat di Ruang PICU. Namun, hingga pukul 03.00, Rabu dinihari, kesadarannya menurun, denyut jantungnya melemah. Korban akhirnya meninggal pukul 04.00.

Heri mengaku anak sulungnya tersebut selama ini tidak punya riwayat penyakit kronis, baik gangguan pernapasan maupun jantung. “Fisiknya itu kuat, jarang sakit,” katanya.

Baca juga:
Ritual Ini Jadi Alasan Para Pendaki ke Gunung Lawu
Begini Jejak Politik Dewie dan Klan Yasin Limpo

Heri tidak habis pikir begitu cepat Luthfi meninggal hanya karena mengeluh demam. Heri menduga sakit yang menyerang anaknya merupakan dampak dari kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru sejak dua bulan lalu.



Dugaan Heri diperkuat dengan pernyataan tim dokter RS Santa Maria yang menangani Luthfi. Dokter menyebutkan anaknya mengalami penipisan oksigen di jantung. Dari hasil foto medis roentgen dada anaknya, Heri mengaku paru-paru korban tampak ditutupi seperti gumpalan awan. Namun Heri tidak tahu persis apa sebenarnya yang menutupi paru-paru anaknya itu.

"Dokter bilang penipisan oksigen di jantung. Jantungnya bengkak. Paru-parunya ditutupi seperti awan-awan begitu. Tapi dokter tidak menyebutkan apakah itu flek atau lendir. Saya tidak paham," tuturnya.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

21 Agustus 2023

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

KLHK melaporkan kegiatan teknologi modifikasi cuaca untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan telah membuahkan hasil pada area penyemaian awan d

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Prioritas Membangun Kota Bertuah

15 Agustus 2023

Prioritas Membangun Kota Bertuah

Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun, memprioritaskan pembangunan yang dibutuhkan warga. Menyiapkan generasi untuk Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya