Tak Ada Data Pendaki, Jumlah Korban Lawu Belum Jelas  

Reporter

Editor

Sugiharto

Senin, 19 Oktober 2015 07:22 WIB

Petugas meminta keterangan para pendaki yang selamat dari peristiwa kebakaran di jalur pendakian Gunung Lawu saat tiba di Pos Pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur, 18 Oktober 2015. BNPB mengatakan kebakaran hutan terjadi akibat perapian/api unggun dari pendaki gunung yang ditinggal dan belum dipadamkan. ANTARA/Siswowidodo

TEMPO.CO, Magetan - Kepolisian Resor Magetan, Jawa Timur, belum bisa memastikan jumlah korban tewas dan luka akibat kebakaran hutan Gunung Lawu. Aparat keamanan beralasan tak memiliki data para pendaki.

“Kami tidak punya data registrasi (pendaki), jadi akan berkoordinasi dengan Cemoro Kandang dan Polres Karanganyar,” kata Kepala Kepolisian Resor Magetan Ajun Komisaris Besar Johanson Ronald Simamora, Ahad malam, 18 Oktober 2015. (Baca: Tragedi Gunung Lawu, Korban Tewas Bertambah Jadi 7)

Menurut dia, kebakaran hutan di kawasan Cemoro Sewu, Gunung Lawu, sudah beberapa kali terjadi. Sejak Jumat, 16 Oktober 2015, jalur pendakian yang melalui pos tersebut ditutup. Para pendaki yang bermaksud naik gunung harus melalui pintu masuk Cemoro Kandang, Karanganyar, Jawa Tengah.

Itu sebabnya, pihak kepolisian belum bisa mengidentifikasi semua korban tewas terpanggang dan terjebak asap di hutan hingga Ahad tengah malam, 18 Oktober 2015. "Karena dimungkinkan pendaki turun melalui jalur Cemoro Kandang."

Putri Saragi, pendaki yang selamat, berujar, saat kebakaran terjadi di jalur pendakian, tepatnya antara pos III dan IV, ada sekitar 50 orang terjebak kepungan asap. Jumlah itu termasuk dia yang berusaha menyelamatkan diri dengan berjalan kembali ke atas dan melompat ke ranting-ranting pohon yang tidak terbakar. “Tiga teman kami juga terpisah,” ucap perempuan asal Jakarta ini di kawasan pintu masuk Cemoro Sewu.

Johanson belum bisa memastikan penyebab kebakaran Lereng Gunung Lawu petak 73 KPH Lawu dan sekitarnya pada Ahad kemarin itu. Sejauh ini, baru diketahui tujuh pendaki tewas. "Apakah memang ada pendaki yang membakar api unggun atau terjadi percikan api saat musim kemarau ini, kami belum bisa memastikan," tutur Johanson. (Baca: TERUNGKAP: Ini Dugaan Penyebab Gunung Lawu Terbakar)

Apabila dalam penyelidikan diketahui adanya kesengajaan pendaki yang belum memadamkan api unggun, kata dia, kepolisian akan mengusut. Perum Perhutani telah melarang aktivitas membakar api unggun di sembarang tempat.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

17 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

42 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

45 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

47 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

47 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

52 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

59 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya