AVIASTAR JATUH: Jasad & Black Box Ditemukan, Evakuasi Tuntas
Editor
Widiarsi Agustina
Rabu, 7 Oktober 2015 08:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Bambang Soelistyo, mengatakan operasi SAR Aviastar resmi ditutup setelah ditemukannya semua jenazah penumpang dan kru beserta kotak hitam alias black box pesawat berjenis Twin Otter itu. Operasi pencarian Aviastar selama tiga hari dan evakuasi selama satu hari itu dinilai tuntas dan sukses. "Operasi ini saya tutup dengan resmi," kata Soelistyo di Lapangan Udara Hasanuddin, Makassar, Selasa, 6 Oktober.
Dalam kesempatan itu, Basarnas menyerahkan serpihan dan black box pesawat Aviastar PK-BRM ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Selanjutnya, KNKT akan menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat itu. Sebelumnya, Basarnas juga melakukan serah-terima jenazah 7 penumpang dan 3 kru ke Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat untuk nantinya dilakukan proses identifikasi.
BERITA MENARIK
G30S 1965: Misteri Letkol Untung, Masih Hidupkah Dia?
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
Soelistyo menerangkan, pihaknya tidak lagi mengerahkan tim SAR gabungan guna mengevakuasi badan pesawat Aviastar di Gunung Pajaja, Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Toh, bagian terpenting yakni black box berupa rekaman suara sudah diambil. Khusus badan pesawat, pihaknya sebatas mengambil sampel yang juga sudah diserahkan ke KNKT.
Pengambilan badan pesawat menguras tenaga dan waktu. Musababnya, lokasi jatuhnya pesawat tidak dapat ditembus melalui jalur udara. Lokasi pesawat berada dikelilingi hutan lebat dan tebing curam di area pegunungan dengan ketinggian 7.300 kaki. Hanya tim evakuasi darat yang mampu mencapai lokasi itu dengan mendaki. Hal itu membuat proses evakuasi 10 jenazah sempat molor selama 4 jam. (Lihat video Kronologi Pesawat Aviastar, Dari Bandara Andi Jemma Hingga Ditemukan di Luwu Selatan, Seluruh Penumpang Aviastar Meninggal )
Soelistyo melanjutkan, saat ditemukan kondisi pesawat tampak hangus, tapi ada beberapa bagiannya yang masih utuh. Adapun, jenazah kru dan penumpang hampir semuanya mengalami luka bakar sehingga sulit dikenali. Kendati demikian, pihaknya optimistis tim Disaster Victim Indentification (DVI) Polda Sulawesi Selatan dan Barat mampu mengidentifikasi seluruh korban musibah Aviastar tersebut.
BACA JUGA
Geger Pendeta Mengaku Gay yang Menolak Sembuh
Gadis-gadis Dibunuh Berantai di Batam: Begini Kisahnya
Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono, mengatakan serpihan dan black box memang sudah cukup bagi pihaknya untuk melakukan investigasi. Soal badan pesawat lainnya dan Emergency Location Transmitter, ia menilai tidak begitu krusial. Terlebih, ELT itu sudah hancur lantaran pesawat diduga mengalami benturan hebat. Soerjanto mengatakan, pihaknya menargetkan menuntaskan investigasi paling lama 12 bulan.
Pesawat Aviastar hilang kontak sekitar 11 menit setelah lepas landas dari Bandara Andi Djemma, Masamba, Luwu Utara, Jumat , 2 Oktober, sekitar pukul 14.25 Wita. Tim SAR gabungan memulai pencarian lantaran pesawat yang diterbangkan Kapten Pilot Iriafriadi itu tak kunjung tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sesuai jadwal pada 15.39 Wita. Setelah mencari tiga hari, tim SAR akhirnya menemukan pesawat itu.
TRI YARI KURNIAWAN
SIMAK PULA
G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto
G30S:Kisah DiplomatAS yang Bikin Daftar Nama Target Di-dor!
RUU: Setelah 12 Tahun KPK Tak Ada Lagi!