G30S 1965, Jokowi Bicara Permintaan Maaf ke Keluarga PKI  

Reporter

Kamis, 1 Oktober 2015 12:11 WIB

Presiden Joko Widodo saat tiba di lapangan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 2015. Presiden Jokowi menjadi inspektur upacara dalam peringatan kali ini. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan, sampai saat ini, pemerintah tidak ada niat meminta maaf kepada korban keluarga dan pengikut Partai Komunis Indonesia. Pernyataan Jokowi tersebut sekaligus menepis berita yang beredar di media sosial yang berisi rencana pemerintah meminta maaf kepada keluarga korban PKI terkait dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S 1965.

"Tidak ada pemikiran mengenai minta maaf. Sampai detik ini, tidak ada ke arah itu," ucap Jokowi setelah memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kesaktian Pancasila, Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin, 1 Oktober 2015. "Sampai saat ini, tidak ada pemikiran untuk minta maaf. Jadi, kalau mau tanya, tanyakan ke yang nyebar-nyebarin. Jangan tanya ke saya."

Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Jokowi bertindak sebagai inspektur upacara. Seusai upacara, ia mengunjungi tiga situs yang ada di Monumen Kesaktian Pancasila, yaitu Lubang Buaya, Rumah Penyiksaan, dan Rumah Komando.

Baca juga:
EKSKLUSIF G30S 1965: Begini Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit

Omar Dani: CIA Terlibat G30S 1965 dan Soeharto yang Dipakai


Lubang Buaya merupakan lubang yang dijadikan tempat mengubur tujuh jenderal TNI dalam peristiwa G30S, yaitu Letnam Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Suprapto, Mayor Jenderal M.T. Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Pandjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Andreas Tendean.

Rumah Penyiksaan adalah tempat anggota Pasukan Cakrabirawa, pasukan pengawal presiden pada masa itu, dan anggota PKI menyiksa tiga perwira TNI. Ketiganya adalah Mayor Jenderal Soeptapto, Brigadir Jenderal TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Andreas Tendean.

Sedangkan Rumah Komando dulunya merupakan tempat rapat koordinasi rencana pengkhianatan oleh PKI. Rumah yang berukuran sekitar 100 meter persegi ini hanya diisi dipan, meja, dan mesin jahit.

REZA ADITYA

Baca juga:

Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3 Keanehan
Kasus Salim Kancil, Polisi Dituding Bermain

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

12 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

15 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

19 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

22 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya