Status Yogyakarta Jadi Kota Batik Dunia Terancam Dicabut  

Reporter

Rabu, 30 September 2015 15:39 WIB

Batik pewarna alam di Kecamatan Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Status Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai Kota Batik Dunia yang disematkan oleh World Craft Council (WCC) pada 2014 terancam dicabut. Sebab, regenerasi pengrajin batik di Yogyakarta terhambat dengan sedikitnya minat masyarakat untuk menjadi pengrajin batik. Regenerasi adalah satu dari tujuh syarat pengukuhan Kota Batik Dunia.

“Gelar itu usianya hanya empat tahun. Kalau tidak bisa mempertahankan, ya, dicabut,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Zainal Arifin Hasoead saat ditemui di kantor Dekranasda DIY, Rabu, 30 September 2015.

Tujuh kriteria itu adalah nilai historis, orisinalitas, upaya pelestarian melalui regenerasi, nilai ekonomi, ramah lingkungan, mempunyai reputasi internasional, serta persebarannya. Sedangkan jumlah pengrajin yang tercatat di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi DIY ada 441 orang, baik pengrajin besar maupun kecil.

“Kalau perlu Pak Jokowi (Presiden) mengharuskan menteri-menterinya pakai batik, bukan jas lagi, sehingga menambah semangat orang menjadi pengrajin batik,” ujar Zainal.

Berbagai upaya tengah dilakukan untuk menggenjot jumlah pengrajin agar bertambah. Menurut desainer dan pengusaha batik, Afif Syakur, perlu ada kenaikan upah pengrajin hingga setara upah minimum kota atau kabupaten (UMK). Sebab, ada pengrajin rumahan yang mengerjakan proses batik di rumah berdasarkan pesanan. Ada pula yang bekerja pada pengusaha batik yang upah rata-ratanya sudah setara UMK.

“Yang rumahan itu ada yang satu kain dihargai Rp 2 juta tapi dikerjakan tiga bulan,” tutur Afif. Sebab, proses batik tulis memakan waktu lebih lama.

Kepala Dinas Pendidikan DIY Baskara Aji, yang merangkap sebagai pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi DIY, telah mewajibkan sekolah untuk menjadikan batik sebagai muatan lokal. Rata-rata sekolah menjadikan seni membatik sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

Ada pula yang menjadi kurikulum, seperti di SMK Negeri 5 Yogyakarta dan SMK Batik di Tancep, Gunung Kidul. Sedangkan SMA Stella Duce mengharuskan siswanya mengenakan pakaian batik buatan sendiri. “Sebanyak 400 guru juga dikursuskan membatik,” ucap Baskara.

Dia mengakui pangsa pasar batik di Yogyakarta sedang menggeliat lagi. Bahkan sejumlah pengrajin telah memasarkannya hingga luar negeri. Omzet ekspor tekstil batik senilai US$ 36,53 juta, sedangkan ekspor pakaian batik mencapai US$ 11 juta.

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

8 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

12 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

48 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya