WNI Disandera di Papua Nugini, Menlu Retno: Tak Ada Barter

Reporter

Rabu, 16 September 2015 08:31 WIB

Tentara berjaga dan memeriksa pelintas batas di perbatasan Indonesia - Papua Nugini, 26 Juli 2015. Sebuah alat pemantau baru yang dapat berputar 360 derajat, telah terpasang beberapa minggu sebelum Lebaran. TEMPO/Maria Rita Hasugian

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan Indonesia tidak akan memasukkan opsi barter tahanan dalam upaya pembebasan dua WNI yang tengah disandera oleh Organisasi Papua Merdeka di Papua Nugini. Menurut dia, pemerintah sedang menyiapkan sejumlah langkah lain untuk pembebasan.

“Tidak ada barter. Kami akan coba upaya lain karena saudara kami yang diculik adalah sipil yang tidak tahu apa-apa. Jadi, tidak ada barter,” kata Retno di Bandar Udara Halim Perdanakusumah, Selasa, 15 September 215 malam. Namun Retno menolak menyebutkan langkah apa yang disiapkan pemerintah Indonesia selain barter untuk membebaskan WNI. “Kami tidak bisa sampaikan arahnya ke mana." (Baca: 2 WNI Disandera di PNG, Kapolda Papua: Pelaku Masuk DPO)

Retno menegaskan pemerintah akan berupaya seoptimal mungkin untuk membebaskan dua warga negara Indonesia tersebut. Retno mengatakan upaya pembebasan masih terus dilakukan. Tim perwakilan Indonesia juga terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan tim negosiasi di Papua Nugini untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. “Dari waktu ke waktu tim di Vanemo terus berkoordinasi dengan saya dan pemerintah Papua Nugini,” katanya.

Indonesia tidak bisa bernegosiasi langsung dengan OPM karena lokasi penyanderaan yang berada di dalam wilayah Papua Nugini. Maka, Indonesia melalui pemerintah Papua Nugini bernegosiasi mengenai pembebasan WNI dengan OPM. Retno masih menolak merinci skenario apa saja yang disiapkan Indonesia untuk pembebasan WNI. OPM mensyaratkan pembebasan WNI dengan penyerahan dua anggota OPM yang ditahan oleh Kepolisian Papua.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan negosiasi antara Papua Nugini dan OPM masih berjalan alot. Sebab, ada sejumlah permintaan OPM yang tidak bisa dipenuhi dan ditoleransi pemerintah Indonesia. (Baca: WNI Disandera OPM di Papua Nugini, Luhut: Negosiasi Alot) Luhut menolak merinci permintaan yang diminta OPM. Tapi, Luhut menegaskan Indonesia tidak akan melakukan barter. (Baca: Kasus Penyanderaan WNI di Papua Terjadi Sejak 1980-an)

ANANDA TERESIA

Baca juga:

Alumnus UI Ini Jatuh dari Lantai 13, Gara-gara Cinta Segitiga?
Setelah Diserang Fadli Zon, PDIP Siapkan Pengganti

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

4 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

5 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

5 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya