Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar menyampaikan pandangannya ketika menjadi pembicara dalam diskusi yang mengangkat tema Indonesia Darurat Narkoba di Jakarta, 16 Mei 2015. Dalam diskusi itu Kepala BNN menyatakan sebanyak empat juta orang atau lebih dari 2 persen penduduk indonesia melakukan penyalahgunaan narkoba. ANTARA/Wahyu Putro
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar dipastikan akan menduduki jabatan baru sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri. Anak akan bertukar jabatan dengan Komisaris Jenderal Budi Waseso yang akan menempati kursi Kepala BNN.
Nama Anang sebelumnya pernah masuk bursa calon Kepala Polri. Saat publik dihebohkan dengan terpilihnya Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Polri awal 2014, beberapa lembaga swadaya masyarakat menyodorkan nama Anang sebagai alternatif.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Hamidah menilai Anang adalah sosok yang cukup berprestasi selama menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional. "Sudah banyak langkah konkret yang dilakukan Anang di BNN," kata Hamidah saat dihubungi Tempo, Jumat pagi, 4 Agustus 2015.
Selama menjadi Kepala BNN, terobosan Anang adalah mengubah pola penanganan pada pengguna narkoba. Alih-alih diberi hukuman penjara, Anang menetapkan pengguna narkoba dalam jumlah sedikit hanya diberi sanksi berupa pemulihan di panti rehabilitasi. Aturan itu disepakati Anang bersama Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan.
Anang dikenal sebagai seorang blogger yang aktif. Anang sering menulis dan mengunggahnya di situs pribadi anangiskandar.wordpress.com. Dalam blognya, Anang bercerita bahwa ia lahir di tengah keluarga yang sederhana. "Ayah saya adalah tukang cukur di depan Losmen Merdeka Mojokerto," kata Anang.
Keahlian ayahnya menurun pada Anang. Ia mengatakan sejak kecil sudah menggandrungi seni potong rambut. Bahkan saat bersekolah di SMA Taruna Nusa Harapan Mojokerto, Jawa Timur, ia membuka lapak mencukur di sekolahnya. "Pelanggan saya adalah anak-anak SD TNH."
Lulus SMA, pria kelahiran Mojokerto, 18 Mei 1958 ini mendaftar tes masuk perguruan tinggi mengambil jurusan Peternakan. Pada saat yang bersamaan ada pengumuman seleksi masuk Akademi Angkatan Bersenjata Rebuplik Indonesia (AKABRI). Anang diajak temannya mendaftar.
Saat mendaftar masuk polisi, kegalauan dirasakan Anang. "Saya tak mungkin lulus AKABRI karena yang masuk sana hanya anak jenderal yang banyak uang," tulisnya di dalam blog. Kekhawatiran Anang tak terbukti. Dia menjadi salah satu dari 203 peserta yang dinyatakan lulus. Pada 1982, Anang lulus dari AKABRI.
Anang juga memegang gelar sarjana hukum dari Universitas Pancasila, Jakarta dan gelar doktor Ilmu Hukum Universitas Trisakti. Anang pernah menjabat Kapolda Jambi. Anang Iskandar dilantik menjadi Kepala BNN pada 11 Desember 2012. Sebelumnya, ia menjabat Gubernur Akademi Kepolisian Semarang, Jawa Tengah.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
6 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.