Jokowi Dianggap Terlalu Ambisius, Kenapa?  

Reporter

Sabtu, 15 Agustus 2015 06:37 WIB

Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPD Irman Gusman dan Ketua DPR Setya Novanto berdoa pada Sidang Tahunan MPR tahun 2015 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 Agustus 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kalangan menilai target-target ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang dibacakan Presiden Joko Widodo kemarin terlalu ambisius. Asumsi-asumsi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, kurs, dan penerimaan, sulit tercapai mengingat ekonomi global sedang lesu.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada tak yakin terhadap target pertumbuhan ekonomi setelah melihat realisasi anggaran semester pertama tahun ini masih rendah. “Belum ada terobosan dalam penyerapan anggaran,” ucapnya, Jumat, 14 Agustus 2015.

Dalam catatan Kementerian Keuangan per akhir Juli 2015, penyerapan anggaran semua kementerian dan lembaga baru Rp 261 triliun atau 32,8 persen dari yang ditargetkan dalam APBN Perubahan. Sementara itu, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 5,5 persen. Hingga kuartal kedua, ekonomi Indonesia baru tumbuh 4,67 persen.

Tak seperti para ekonom, Jokowi optimistis keadaan dunia membaik menjelang akhir tahun ini sehingga akan menaikkan nilai ekspor. Di dalam negeri, ia akan mendorong pertumbuhan modal tetap bruto dan menaikkan konsumsi nasional.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, komponen utama penopang pertumbuhan adalah daya beli masyarakat dan investasi swasta. Caranya, menaikkan pengeluaran pemerintah untuk membangun infrastruktur. “Transfer ke daerah akan ditambah, agar dampaknya lebih besar,” ujarnya.

Target lain yang dianggap terlalu ambisius adalah inflasi 4,7 persen. Bagi Reza, target itu mustahil, karena laju kenaikan harga dari Juli tahun lalu ke Juli tahun ini (year-on-year) masih 7,24 persen. “Investor, yang diharapkan menanamkan modal, akan melihatnya terlalu optimistis, sehingga malah menganggap pemerintah memberi harapan palsu,” tuturnya.

Dengan segala centang-perenang dan keraguan itu, pidato Presiden tak terlalu direspons pasar. Laju indeks harga saham gabungan kemarin hanya naik tipis 0,02 persen lalu berhenti pada level 4.585,39. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah melemah Rp 13.763 per dolar Amerika Serikat.

Senada dengan Reza, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang tak yakin terhadap proyeksi kurs Rp 13.400. Sebab, kata dia, saat ini sedang terjadi perang antara yuan Cina dan dolar Amerika Serikat. Begitu juga dengan target pajak yang dipatok Rp 1.565,8 triliun pada tahun depan. Soalnya, hingga semester pertama, dari target Rp 1.489,3 triliun, pemasukan dari pajak baru mencapai 41,7 persen.

ANDI RUSLI | MEGEL JEKSON | SINGGIH SOARES | ADITYA BUDIMAN | PUTRI ADITYOWATI | TRI ARTINING PUTRI | RR ARIYANI




Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

2 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

5 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

9 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

12 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

22 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

22 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya