TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima Komando Daerah Militer VII Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Aris Budi Sampurno menegaskan tidak ada anggota TNI aktif yang terlibat dalam pembunuhan di Poso. "Kalau mantan anggota, itu kan sipil, saya tidak tahu," kata Aries kepada wartawan seusai mengikuti apel Danrem-Dandim Terpusat di Markas Besar Angkatan Darat, Rabu (9/11).Kepala Pusat Penerangan Umum Mabes TNI Mayjen TNI Kohirin Suganda Saputra mengatakan hal senada. Dari info diperkirakan salah satu pelaku adalah pensiunan tentara (TNI), ?Sampai sekarang masih dicek" ujar Kohirin melalui telepon. Menurut info yang diterima Kohirin, satuan yang menangkap pelaku pembunuhan di Poso ini adalah Batalyon 714 bekerja sama dengan tim Anoa, yang merupakan satuan BKO Kodam. Menurut Arief, situasi di Poso sekarang masih tenang. Karena itu, dia menganggap tidak perlu ada perubahan status di Poso, baik Siaga I maupun Darurat Sipil. Saat ini satuan yang ada di bawah wewenang Arief adalah Batalyon 714 dan 711yang memang satuan organik. Dengan adanya kejadian pemenggalan 3 siswi Oktober lalu dan penembakan 2 siswi kemarin (8/11) , Arief menganggap belum dibutuhkan tambahan pasukan. "Belum dibutuhkan BKO. Yang sekarang sudah cukup," ujarnya. Menurut dia, motif pembunuhan di Poso adalah karena uang. "Dari analisa saya, Poso sengaja di buat seperti itu supaya ada yang dapat duit," ujarnya. Untuk mengintensifkan keamanan, Arief mengatakan, TNI akan mendukung Polri dalam melakukan tugas Polri di daerah. "Dari awal, saya akan bantu Polisi dan Pemda," imbuhnya. Fanny Febiana