Di Balik Peristiwa Mundurnya Penantang Risma  

Reporter

Selasa, 4 Agustus 2015 08:49 WIB

Soekarwo, Ketua DPD Jawa Timur, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Pramono Edi saat pembukaan Kongres Demokrat di Surabaya, 12 Mei 2015. Kongres ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan dihadiri sejumlah Pimpinan Partai dan Menteri. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Surabaya - Pasangan bakal calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya yang sejatinya diplot untuk "menemani" petahana Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana telah dipastikan mundur. Satu di antara partai pengusungnya, Partai Demokrat, mengaku tak bisa berbuat apa-apa.

Pasangan calon itu, Dhimam Abror Djuraid dan Haries Purwoko, tak kembali ke kantor KPU di tengah proses pendaftaran mereka, Senin, 3 Agustus 2015. KPU setempat pun akhirnya menyatakan pelaksanaan pilkada di Kota Surabaya tak bisa digelar pada jadwal semula, akhir tahun ini alias ditunda 2017 mendatang.

“Pak Abror sudah oke sebenarnya, tapi Pak Haries tidak boleh karena keluarganya keberatan," kata Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo kepada Tempo saat ditemui di gedung Balai Kartika Surabaya, Senin malam, 3 Agustus 2015.

Soekarwo yang juga Gubernur Jawa Timur itu mengungkapkan kalau surat rekomendasi yang diberikan DPP Partai Demokrat kepada Abror-Haries hanya berumur 11 jam. Dia juga menambahkan kalau awalnya pasangan itu bersedia untuk dicalonkan oleh pihaknya dan PAN Surabaya.

Ia membantah tudingan mundurnya lagi Dhimam-Haries lantaran barter politik antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan tak berjalan mulus. “Ah, tak ade itu, tak ade (enggak ada itu, nggak ada),” cetusnya sambil berlalu.

Sebelumnya, PDIP yang mengusung kembali Risma di Surabaya menyatakan sepakat untuk saling mengisi dengan Partai Demokrat yang juga mengusung petahana di Kabupaten Pacitan. Keduanya sama-sama butuh pesaing agar pilkada bisa tetap digelar tahun ini.

Namun kesepakatan diduga berantakan kembali setelah proses pencalonan pasangan baru di Pacitan terkendala oleh mundurnya sebagian partai pengusung. Si bakal calon wakil wali kota juga tak menampakkan batang hidungnya di kantor KPU setempat.

Sementara, secara terpisah, Haries yang sudah hadir bersama Abror di kantor KPU Surabaya tiba-tiba meninggalkan lokasi pendaftaran itu. Jelang tengah malam dia memastikan mundur. Alasannya diminta oleh sang ibu yang tidak ingin dirinya hanya menjadi calon wakil wali kota boneka. "Tidak ada alasan lain," katanya.

ARTIKA RACHMI FARMITA | NOFIKA DIAN

Berita terkait

Airlangga Sebut Duet Khofifah-Pakde Karwo Penyerang di Jawa Timur, Siap Menangkan Prabowo-Gibran

7 November 2023

Airlangga Sebut Duet Khofifah-Pakde Karwo Penyerang di Jawa Timur, Siap Menangkan Prabowo-Gibran

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengklaim punya amunisi memenangkan Prabowo-Gibran di Jawa Barat dan Jawa Timur. Ada duet Khofifah-Pakde Karwo.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Ada Ridwan Kamil, Soekarwo, dan Dedi Mulyadi, Golkar Bisa Kuasai Jakarta dan Jawa

21 Januari 2023

Ada Ridwan Kamil, Soekarwo, dan Dedi Mulyadi, Golkar Bisa Kuasai Jakarta dan Jawa

Bergabungnya Ridwan Kamil ke Partai Golkar bisa membuat partai berlambang beringin itu menguasai Pulau Jawa dan DKI pemilu 2024

Baca Selengkapnya

5 Politisi yang Pindah Partai Politik

4 Januari 2023

5 Politisi yang Pindah Partai Politik

Fenomena politisi yang pindah partai, dari satu parpol ke parpol lain lazim terjadi di era politik terbuka seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

Politisi Kutu Loncat atau Hobi Pindah Partai dan Problematikanya

4 Januari 2023

Politisi Kutu Loncat atau Hobi Pindah Partai dan Problematikanya

Fenomena pindah partai disinyalir menjadi problem perpolitikan Indonesia di era reformasi demokrasi saat ini.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Gubernur Soekarwo Jadi Saksi di Kasus Suap Anggaran Bantuan Pemprov Jatim

8 November 2022

KPK Panggil Eks Gubernur Soekarwo Jadi Saksi di Kasus Suap Anggaran Bantuan Pemprov Jatim

KPK memanggil mantan Gubernur Soekarwo sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan suap perihal pengalokasian anggaran bantuan keuangan Jawa Timur

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menantu Soekarwo Tinggalkan Demokrat dan Bergabung dengan Golkar

21 Mei 2022

Ini Alasan Menantu Soekarwo Tinggalkan Demokrat dan Bergabung dengan Golkar

Menantu Soekarwo, Bayu Airlangga memutuskan bergabung dengan Partai Golkar usai menyatakan diri keluar dari Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya

Sempat Mangkir, Soekarwo Tetap Dijadwalkan untuk Diperiksa KPK

28 Agustus 2019

Sempat Mangkir, Soekarwo Tetap Dijadwalkan untuk Diperiksa KPK

Mantan Gubernur Jatim Soekarwo alias Pakde Karwo bakal diperiksa KPK dalam kasus pengadaan barang dan jasa Kabupaten Tulungagung.

Baca Selengkapnya