TEMPO Interaktif, Poso:Kepala Polri Jenderal Sutanto berjanji akan melakukan penyegaran terhadap aparat keamanan di Poso. "Ya, kami memang akan melakukan penyegaran dan evaluasi bila ada polisi yang terlibat maka saya akan menghukumnya," kata Sutanto saat berdialog dengan tokoh agama dan warga setempat, Minggu (30/10).Ia mengungkapkan hal itu menanggapi tuntutan sejumlah tokoh agama di Kabupaten Poso yang menilai kinerja polisi di kabupaten itu harus dievaluasi. Sebab, kasus pembunuhan terus terjadi tanpa satu pun pelaku yang terungkap. Sutanto menegaskan, polisi punya kewajiban untuk mengungkap kasus ini. "Kasus ini merupakan kewajiban polisi untuk mengungkap sehingga bisa diketahui siapa sesungguhnya pelaku biadab itu," ujarnya tegas. Siapa-pun yang melakukan tindakan itu, baik sipil, TNI, para pejabat birokrasi, atau anggota polisi itu sendiri, dia tidak akan segan menghadapinya. Ia meminta warga Poso, Sulawesi Tengah tidak terprovokasi atas pemenggalan kepala tiga siswi Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Poso, Sabtu (29/10). Sementara itu, ketiga siswi SMU Kristen Poso yang tewas dipenggal orang tak dikenal, yakni Theresia Morangke siswa kelas 3, Ida Lambuaga (kelas 1) dan Alfitha Poliwo (kelas 1) sudah dimakamkan.Theresia dimakamkan di Tentena, ibukota Kecamatan Pamona Utara, dua lainnya di bukit bambu. Orang tua Theresia, Hernius Morangke mengaku pesimistis terhadap upaya polisi mengungkap tuntas peristiwa ini. Sebab, dari belasan kasus pembunuhan yang terjadi pasca deklarasi Malino 2001 tidak satupun yang terungkap. "Lihat bom Tentena, pembunuhan pak polisi sendiri mereka tak bisa ungkap, apalagi kami orang kecil. Saya kuatir kasus anak saya habis berlalu begitu saja," ujar dia seraya mengusap matanya. Darlis