TEMPO Interaktif, Surabaya:Untuk mengantisipasi keluar masuknya teroris dari Filipina, TNI Angkatan Laut, menurut Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Slamet Soebijanto, akan meningkatkan kelas Pangkalan TNI AL (Lanal) Tahuna, Sulawesi Utara dari status awalnya kelas C (low) menjadi kelas B (medium). Menurut KSAL, peningkatan kelas itu akan laksanakan tahun depan. "Dengan demikian, kami bisa sedini mungkin mengantisipasi masuknya teroris ke wilayah Indonesia, dari batas paling luar yang bersinggungan langsung dengan Filipina,"kata Slamet, seusai menjadi Inspektur upacara serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), di Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/10). Selain itu, TNI AL juga akan meningkatkan patroli KRI di perbatasan-perbatasan dengan negara lain.Karena itu, peningkatan kelas Lanal Tahuna dan patroli, akan diikuti dengan peningkatan perlengkapan dan fasilitas tempur TNI AL. Seperti; personel, kapal (KAL) maupun KRI. "Kami berharap patroli di perairan itu bisa dilakukan lebih intensif. Tidak sembarang orang yang bisa masuk ke perairan Indonesia, karena akan diseleksi dan diawasi dengan ketat,"ujarnya.Selain peningkatan kelas Lanal Tahuna dan patroli di perbatasan, untuk mendukung jalannya operasi, TNI AL juga berencana melakukan penambahan armada kapal perang dan persenjataannya. Hanya saja, sampai saat ini rencana pembelian kapal itu dari Rusia itu masih belum mendapat persetujuan dari DPR. "Kami masih mengusahakan agar armada maupun persenjataan ini ditambah. Ini penting untuk menjaga keamanan perairan Indonesia, sekaligus menindak pelanggar hukum di laut,"ujar KSAL.Rencana ditingkatkannya kelas Lanal Tahuna ini akan menjadi program KSAL bekerja sama dengan Pangarmatim yang baru menjabat, Laksamana Muda TNI Waldi Murad. Laksda Waldi sendiri baru resmi menjabat sebagai Pangarmatim, Jumat (21/10), menggantikan pejabat lama, Laksamana Muda TNI Y Didik Heru Purnomo.Adi Mawardi