Asa Terakhir Putri TKI yang Tewas Mengenaskan di Hong Kong
Editor
Kodrat setiawan
Kamis, 11 Juni 2015 07:47 WIB
TEMPO.CO, Malang - Rahayu Putri tak pernah menatap wajah ibu kandungnya dari dekat kecuali saat bayi. Wiji Astutik binti Supardi, sang ibu, pergi ke luar negeri untuk memperbaiki nasib di Hong Kong tatkala dia berusia tujuh bulan. Sejak itu Wiji tak pernah pulang ke Malang.
Kini Rahayu alias Ayu sudah berusia 11 tahun. Dia menjadi yatim piatu setelah ibunya ditemukan tewas dalam gulungan kasur di emperan toko di Changsa Street, Mong Kok, Distrik Yau Tsim Mong, pada Senin, 8 Juni 2015, pukul 10.44 waktu Hong Kong. Sebelumnya, Supaat, sang ayah, tewas dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah Kecamatan Singosari, kabupaten yang sama, pada Juni tahun lalu.
“Saya hanya bisa menangis waktu diberitahu ibu meninggal. Sejak kecil saya enggak pernah lihat ibu secara langsung. Saya sangat kangen dan ingin lihat wajah dan memeluk ibu. Tolong segera pulangkan jenazah ibu ke Malang untuk dimakamkan di sini. Itu saja permintaan saya pada pemerintah,” kata Ayu, Rabu, 10 Juni 2015.
Gadis kecil itu tinggal berdua bersama kakeknya, Supardi, di RT 04 RW 01 Dusun Krajan, Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Harapan serupa disampaikan Supardi. Petani berusia 73 tahun ini menyatakan keluarganya ikhlas dan tabah. Kematian sang putri dianggapnya sebagai musibah.
“Kami tidak pernah tahu kondisi dia yang sebenarnya selama di Hong Kong. Dia hanya pernah bilang ingin pulang, tapi tak pernah cerita susah. Sekarang kami hanya bisa berharap jenazahnya dipulangkan karena cucu saya ini sangat ingin mengetahui wajah ibunya,” kata Supardi.
Selain, Wiji, Supardi masih memiliki anak bernama Sulistyo, 51 tahun, dan si bungsu Rinda Lestari. Rinda kini bekerja di Taiwan. Semula pihak keluarga tidak mempercayai berita kematian Wiji di sejumlah portal berita di Hong Kong. Mereka baru yakin setelah kabar kematian Wiji disampaikan Rinda.
Seingat Supardi, Wiji berangkat ke Hong Kong pada Maret 2005. Keinginannya mengubah nasib di negeri asing disetujui sang suami yang bekerja sebagai petani dan buruh bangunan. Dia menjadi pembantu rumah tangga.
Dia diberangkatkan oleh PT Tritama Bina Karya. Perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia yang berlokasi di Jalan Kiai Ageng Gribig, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ini siap memulangkan jenazah Wiji ke Malang.
ABDI PURMONO