TEMPO Interaktif, Medan:Ribuan warga Medan menandatangani kain putih sepanjang 50 meter sebagai dukungan terhadap Gerakan Antipremanisme. Aksi tersebut merupakan bagian dari unjuk rasa yang dilakukan Solidaritas Anak Bangsa untuk Tempo sejak Selasa (18/3) siang sampai sore, di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan. Aksi solidaritas itu diikuti sebagian besar wartawan, aktivis LSM, dan tokoh organisasi pers seperti AJI Medan, PWI Sumatera Utara, PWI-Reformasi Sumatera Utara, Yayasan KIPPAS, Yayasan Independen Press Club Sumatera. Ikut juga beberapa anggota DPRD Sumatera Utara seperti, Baskami Ginting, Efendi Naibaho, serta tokoh organisasi pemuda dari FKPPI, AMPI, dan Pemuda Pancasila. Penyerbuan ke kantor majalah Tempo merupakan tindakan brutal dan kami tidak bisa menerima perlakuan itu. Aksi premanisme harus ditentang dan dihabisi, kata Manahan Lubis, Pemimpin Umum Harian Portibi DNP. Dia merujuk pada penyerbuan yang dilakukan pendukung pengusaha Tomy Winata ke kantor majalah Tempo, awal Maret ini. Menurut Hanafi Harahap, kordinator aksi solidaritas, unjuk rasa dilakukan karena sampai saat ini masih terjadi tindak kekerasan terhadap insan pers. Dan penyelesaiannya tidak pernah tuntas. Ini bertentangan dengan reformasi yang mengedepankan supremasi hukum. Sebagai pilar informasi masyarakat, kami tak ingin pers selalu menjadi korban, katanya. Harahap menilai, kasus Tempo jadi indikator bahwa kebebasan pers telah dihujat dan dizalimi. Rencananya, setelah sejuta tandatangan terkumpul, spanduk itu akan dikirim ke kantor majalah Tempo. Kami merasa bertanggungjawab atas penegakan kebebasan pers. Spanduk ini sebagai solidaritas anak bangsa dan warga Sumatra Utara kepada Tempo, ujar Manahan Lubis. (Bambang SoedTempo News Room)