TEMPO Interaktif, Makassar:Empat kelompok mahasiswa di Makassar berunjuk rasa menentang rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Oktober depan. Mereka menggelar aksinya di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan, Senin (19/9). Empat kelompok mahasiswa tersebut; Gerakan Mahasiswa Pembebasan Wilayah Sulsel, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muslim Indonesia (UMI), Jaringan Rakyat Anti Neoliberalisme, dan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM).Keempat kelompok mahasiswa ini sejak pukul 10.00 wita secara bergiliran mendatangi kantor DPRD Sulsel, dan akhirnya tiga kelompok mahasiswa yang melakukan aksi bertemu di halaman kantor dewan. Meskipun isu yang mereka emban sama, penolakan terhadap rencana kenaikan BBM, para kelompok mahasiswa ini tetap melakukan orasi dan kegiatan masing-masing. Alhasil, suasana halaman kantor perwakilan rakyat ini menjadi riuh dan ribut.Ketua kelompok mahasiswa pembebasan wilayah Sulsel, Harkam yang pertama sekali mendatangi kantor perwakilan rakyat terus saja berorasi tanpa merasa terusik dengan kedatangan kelompok lain. Dan yang khas terlihat dari kelompok ini adalah adanya puluhan wanita muslim berjilbab mengenakan tutup mulut, menyimak orasi temannya.Dalam orasainya, Harkam menyerukan beberapa hal yakni menolak intervensi asing dalam kebijakan BBM karena ini sebagai bentuk penjajahan ekonomi, mengembalikan hak rakyat ataskepemilikan BBM sebagai barang milik umum, dan meminta para pengusaha mengelola BBM berbasis syariah.Kelompok pengunjuk rasa dari BEM UMI melanjutkan aksi mereka dengan mendatangi kantor Pertamina Unit Pemasaran (UPMS) VII Makassar yang terletak di jalan Garuda. Dalam aksi mereka meminta General Manager (GM) Pertamina UPMS VII, Andi Syafruddin menandatangani sebuah kontrak yang di dalamnya menyebutkan penolakan terhadap rencana kenaikan BBM dan melakukan pemberantasan terhadap pelaku pengoplosan dan penimbun BBM.Terjadi ketegangan antara pihak Pertamina dan pengunjuk rasa. Sampai salah seorang mahasiswa bernama Arman dengan suara tinggi dan menunjuk-nunjuk GM Pertamina UPMS VII itu. Irmawati