Konflik Golkar, Kubu Ical dan Agung Sudah Islah Lo

Reporter

Minggu, 3 Mei 2015 05:41 WIB

Ketua Fraksi Golkar versi Munas Bali, Ade Komarudin (kiri) bersama Sekretaris Jenderal Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie, Idrus Marham (kanan) tiba untuk menyerahkan surat putusan sela PTUN kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 2 April 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Leo Nababan, mengatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) wajib mengikutsertakan kepengurusan versi Agung Laksono dalam ajang pemilihan kepala daerah.

Menurut Leo, aturan KPU yang mensyaratkan islah bagi partai yang bersengketa tak lagi berlaku di Golkar. "Pada prinsipnya kami sudah islah," ujarnya ketika dihubungi, Sabtu, 2 Mei 2015.

Menurut Leo, peluang islah telah dijajaki kepengurusan Agung Laksono dengan mengikutsertakan sejumlah pendukung kubu Ketua Umum Aburizal Bakrie dalam susunan pengurus kubu Ketua Umum Agung Laksono. Langkah itu diambil sebagai bentuk kompromi sebagaimana diputuskan Mahkamah Partai. "Karena Mahkamah meminta kami jangan sampai ada The Winner Takes All," katanya.

Karena itu, kata Leo, Ketua Umum Agung Laksono telah memasukkan 87 orang pendukung Musyawarah Nasional Bali dalam kepengurusannya. Kader yang mereka akomodir terbatas pada mereka yang memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela seperti Mahyuddin, Airlangga Hartanto, Taufik Hidayat, dan Erwin Aksa.

"Kalau masih ada yang belum mau islah, itu urusan mereka bung," ujarnya.

Aturan KPU mensyaratkan islah bagi partai yang tengah bersengketa, Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan, agar bisa ikut dalam ajang Pilkada 2015. Jika opsi itu belum tercapai, KPU akan mendasarkan sikap pada putusan peradilan berkekuatan hukum tetap. Namun jika itu belum tercapai, pengakuan legalitas partai untuk sementara waktu akan didasarkan pada putusan sela Pengadilan Tata Usaha Negara.

Leo mengaku heran dengan syarat KPU yang meminta putusan peradilan berkekuatan hukum tetap jika opsi islah belum tercapai. Sebab, kata dia, sengketa Golkar dianggap selesai setelah putusan Mahkamah. "Putusan Mahkamah bersifat final and banding. Kalau kita mau konsisten, maka tidak ada lagi Golkar di luar Agung Laksono dan Zainuddin Amali," katanya.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

3 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

14 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

22 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

23 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

23 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

24 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

27 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

33 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

33 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

39 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya