Enaknya Gelandangan Yogya, Dapat Lahan Gratis dari Sultan  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 22 April 2015 19:45 WIB

Anak-anak di kawasan Tanah Abang, Jakarta, 5 Januari 2015. Selain perumahan, pemerintah akan menjamin kesehatan anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, pada 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 40 keluarga gelandangan dan pengemis siap menempati tanah milik Keraton Yogyakarta atau Sultan Ground yang disediakan untuk mereka seumur hidup di Desa Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul. "Forever mereka di sana. Hak pakai selamanya,” kata Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Untung Sukaryadi saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 22 April 2015.

Mereka akan menjalani pendidikan dan pelatihan sosial, mental, dan keterampilan mulai akhir April 2015 selama dua bulan. Program pemerintah Yogyakarta yang dinamakan Desaku Menanti itu sudah disiapkan sejak 2014 dengan menyediakan tanah milik Keraton Yogyakarta seluas 5 hektare. "Syaratnya, telah berkeluarga secara resmi dan berusia produktif," ujar Untung.

Pemerintah Yogyakarta menggelar razia gelandangan dan pengemis. Bagi gelandangan dan pengemis yang mempunyai tempat tinggal dan daerah asal, akan dikembalikan ke daerahnya. Sedangkan yang sudah lanjut usia akan ditempatkan di panti sosial. Bagi yang mengidap penyakit jiwa dikirim ke Rumah Sakit Grashia di Pakem, Sleman. Dinas Sosial DIY mencatat ada 500 gelandangan dan pengemis tersebar di Yogyakarta.

Sebanyak 40 kepala keluarga yang sudah lolos seleksi itu akan mengikuti diklat pertukangan karena pemerintah hanya menyediakan lahan dan uang Rp 30 juta per kepala keluarga. “Yang belanja bahan bangunan dan membangun rumah, ya, mereka,” tutur Untung. “Biar mereka tidak lagi berkeliaran di jalanan."

Satu kepala keluarga akan disediakan lahan seluas 36 meter persegi untuk rumah tipe 36. Selain lahan untuk rumah, pemerintah juga menyediakan lahan untuk bangunan komunal di area itu. Kini ada 30 keluarga gelandangan dan pengemis yang tengah menanti seleksi selanjutnya.

Ketua Forum Corporate Social Responsibility Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Pembayun menambahkan, program Desaku Menanti juga mendapat pembiayaan dari perbankan dan badan usaha milik negara. “Total nilai bantuannya Rp 2 miliar,” kata anak sulung Sultan Hamengku Buwono X itu. Dana bantuan tersebut digunakan untuk proses pembuatan talud, selokan, dan meratakan tanah yang bergelombang di sana.

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

58 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya